Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
SEBUAH kejutan kembali terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Jumat (8/8) malam, Bupati Pati Sudewo mendatangi posko donasi logistik untuk aksi demonstrasi yang direncanakan akan digelar pada Rabu (13/8) mendatang oleh Aliansi Masyarakat Pati Bersatu yang berada di luar pagar kantora Kabupeten Pati.
Pemantauan Media Indonesia, pada Jumat malam suasana seputar Alun-alun Pati masih cukup ramai. Puluhan aktivis yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu juga masih terlihat sibuk menerima dan mengumpulkan donasi logistik untuk persiapan demontrasi besar-besaran pada Rabu (13/8) yang terus berdatangan dari berbagai daerah.
Secara tiba-tiba, Bupati Pati Sudewo keluar dari dalam kantornya dan mendatangi posko donasi logistik yang berada di luar pagar Kantor Bupati Pati tersebut. Ia menemui para aktivis hingga secara serempak langsung mengerubuti sang bupati.
"Bagaimana vidiotron-nya, bagus," kata Bupati Sudewo saat pertama kali bertemu dengan para aktivis.
Sembari mengacungkan jempol, Bupati Sudewo juga langsung dicecar berbagai pertanyaan, termasuk rencana dirinya akan berangkat menunaikan ibadah umrah pada Rabu (13/8) mendatang. Namun ia menjawab bahwa itu isu tidak benar karena tidak mungkin ia berangkat umrah sementara pada 17 Agustus 2025 mendatang akan menjadi inspektur upacara pada Hari Kemerdekaan.
Selain itu, ia menjawab masalah tantangan akan menghadapi 50 ribu orang tersebut. Sudewo mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin menantang rakyat sendiri.
Namun, ia menegaskan penyampaian aspirasi terkait kebijakan penaikan PBB-P2 akan diterima. "Tapi jangan sampai ditunggangi, saya cuma (minta) begitu. Clear ya?” ujarnya.
Menurut Sudewo, ia telah mempertimbangkan aspirasi warga hingga akhirnya mengambil keputusan yakni membatalkan penaikan PBB-P2 yang akan berlangsung seterusnya. Demikian juga kebijakan sekolah 5 hari telah dibatalkan dan dikembalikan kepada pila 6 hari sekolah mulai Senin (11/8) mendatang.
“Mengenai ‘Pati Mutiara’, itu cuma tema Hari Jadi ke-702 Kabupaten Pati, bukan dimaksudkan untuk mengganti slogan resmi Kabupaten Pati. Slogan Pati tetap Pati Bumi Mina Tani,” jawabnya.
Meskipun telah menjelaskan secara langsung dengan puluhan warga dan aktivis yang berada di posko donasi logistik tersebut, namun sesekali terdengar teriakan dari massa, “Tanggal 13 harus datang, Pak! Buktikan kalau memang laki-laki!”
Bahkan suasana menjadi tegang dan sunyi ketika salah satu koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Supriyono datang ke lokasi dan bertemu langsung dengan Sudewo dan keduanya bersalaman. Dalam kesempatan itu, bahkan Bupati Sudewo merengkuh tubuh Botok dan memeluknya.
"Pak Sudewo, selamat bertemu tanggal 13 Agustus nanti,” ujar Supriyono dan disambut teriakan-teriakan massa yang bergema.
"Lengserkan Sudewo! Turunkan Sudewo! Lengser! Tidak usah diperhatikan!” membuat suasana cukup mencekam karena tidak hanya teriakan, tetapi juga lemparan botol mineral ke arah Sudewo meskipun tidak sampai mengenainya.
Kepada wartawan yang mengikutinya masuk kembali ke dalam Pendopo, Sudewo mengatakan bahwa niatnya menemui warga dan aktivis tersebut agar mereka juga mau menahan diri dan sama-sama menciptakan situasi aman dan kondusif di Kabupaten Pati.
“Saya sudah berusaha ketemu dia, berusaha merangkul dia, ngomong baik-baik. Tuntutan juga sudah saya penuhi. Lalu apa lagi yang diminta?" tambahnya.
Logikanya sudah selesai, ungkap Sudewo, karena semua tuntutan sudah dipenuhi dari mulai PBB-P2 tidak hanya diturunkan tetapi penaikan dibatalkan. Demikian juga aspirasi 5 hari sekolah juga telah dikembalikan 6 hari sekolah, sehingga tidak ada alasan warga untuk menuntut lagi. (AS/E-4)
BUPATI Pati Sudewo mencabut kebijakan 5 hari sekolah dan mengembalikan waktu belajar 6 hari sekolah pada Jumat (8/8). Itu dilakukan bersamaan pembatalan tarif PBB hingga 250 persen
SETELAH menimbulkan kekisruhan dan mendapat tekanan dari berbagai pihak, akhirnya Bupati Pati Sudewo membatalkan kebijakan penyesuaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved