Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Wisatawan Malaysia memiliki minat tinggi untuk mengikuti wisata budaya di berbagai daerah di Indonesia. Kedekatan budaya dan asal-usul membuat wisatawan Malaysia potensial menggenjot target pemerintah mendatangkan wisatawan mancanegara.
Pemerintah menargetkan jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 12 juta pada 2016 dan 20 juta pada 2019.
“Kami dari Malaysia sangat berminat untuk mengikuti wisata budaya di Indonesia,” kata Dato Seri Mohd Fairuz Bin Mohamed Said dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu (26/11)
Dato Fairuz beserta 50 rombongan investor dan wisatawan Malaysia baru saja mengikuti Gelar Budaya Keraton Djipang pada pertengahan November 2016 di Cepu, Blora, Jawa Tengah. Dalam pagelaran ini berbagai tarian lokal disajikan antara lain Tari Gambyong, Tari Bambangan Cakil, Tari Beksan Sukorejo, dan Tari Tayub. Dalam acara Gelar Budaya Keraton Djipang, Dato Fairuz dan istrinya, Datin Seri Nor Azurah Binti Talip mendapat gelar Tumenggung Notoprodjo. Gelar tersebut diberikan Raja Djipang, KGPRA Arya Djipang II Barik Barliyan dengan tujuan Dato Fairuz menjadi duta wisata bagi Indonesia di Malaysia.
Dato Fairuz yang juga mewakili Biro Ekonomi Malaysia, didampingi sejumlah investor antara lain Tan Sri Mohamad Ruslan, Dato Seri Koh Lai Kau, Dato Seri Tay Kim Hwa, Dato Seri Lee Yong Hwa, Dato Seri Muhammad Khudzairi, dan Dato Seri Chia Wai Cheong. Kekayaan Keraton Djipang bekas peninggalan pemerintahan Arya Penangsang pada tahun 1500-an antara lain berbagai keris dan manuskrip kuno diperlihatkan kepada pengunjung. Selain itu mereka juga mendatangi situs Gedong Ageng Djipang, tempat pemakaman pembesar Kerajaan Djipang yang dikeramatkan.
Sementara aneka motif batik khas Cepu dan Blora juga diperkenalkan dalam Karnival Keraton Djipang. Karnival diikuti anak-anak sekolah dari tingkat SMP hingga SMA di Cepu. “Kami memiliki pertalian asal-usul yang sama, seperti saya nenek moyang kami dari Jawa dan Bugis,” tutur Dato Fairuz yang juga Direktur White Tiger 36 Enterprise, Johor Bahru. Berbekal pertalian asal-usul dari Indonesia tersebut, mereka ingin melihat jejak-jejak leluhurnya. “Indonesia memiliki kekayaan budaya yang hebat, ini yang menjadi daya tarik bagi kami,” ujarnya.
Dato Fairuz berharap Indonesia terus melestarikan kekayaan budayanya. Menurutnya, selain tempat-tempat di Indonesia yang eksotis, kekayaan budaya justru menjadi magnet bagi wisatawan Malaysia untuk datang ke Indonesia. Selain ingin menikmati wisata budaya, Dato Fairuz yang juga mewakili Biro Ekonomi Malaysia tertarik untuk menanamkan investasi di Indonesia. Bersama sejumlah wisatawan yang juga pebisnis, mereka tertarik mengembangkan bisnisnya di berbagai bidang di Indonesia. Berbagai bidang yang akan digarap antara lain sektor minyak dan gas, pembangkit listrik, dan air bersih. “Kami juga ingin turut mengembangkan ekonomi di Indonesia,” tambah Dato Fairuz.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved