Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Libur Sekolah, Dinas Pariwisata Sleman Minta Pengelola Destinasi Wisata tidak Aji Mumpung

Agus Utantoro
05/6/2025 19:24
Libur Sekolah, Dinas Pariwisata Sleman Minta Pengelola Destinasi Wisata tidak Aji Mumpung
Destinasi wisata Candi Prambanan.(Antara)

DINAS Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memprediksi selama libur sekolah 23 Juni - 13 Juli 2025 mendatang berbagai objek wisata di wilayah itu akan dikunjungi hingga 450.000 wisatawan. Jumlah ini akan didominasi oleh wisatawan nusantara, khususnya kalangan pelajar.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, di Pemkab Sleman, Rabu (4/6) mengimbau agar semua kalangan tidak mengambil keuntungan berlebih dengan menaikkan harga produk/layanan melebihi batas kewajaran. Para pengelola wisata, pengelola restoran, parkir maupun warung makan diimbau memasang harga layanan di tempat yang dapat dilihat dengan mudah oleh wisatawan.

Diingatkan pula agar pengelola destinasi dapat menangani dan mengelola sampah dan limbah yang timbul dari aktivitas di destinasi wisata, desa wisata dan usaha jasa pariwisata untuk menjamin kelestarian, kebersihan dan keasrian lingkungan. 

Sementara itu, ia menjelaskan dengan adanya libur sekolah ini, okupansi hotel diperkirakan mencapai 60% dengan rerata lama tinggal (length of stay) pada kisaran 1,25 hingga 2,25 hari.

Menurut dia, destinasi wisata yang dikelola Pemkab Sleman, yakni Kaliurang dan Kaliadem, akan mampu mengumpulkan retribusi hingga Rp75 juta. 

"Kalau belanja wisatawan baik untuk akomodasi, makan minum, tiket masuk destinasi, belanja oleh-oleh, dan lain-lain diperkirakan pada kisaran Rp750 ribu – Rp1,25 juta per kunjungan," katanya.

Terkait masa libur sekolah 2025 mendatang, ujarnya, Dinas Pariwisata Sleman akan menerbitkan Surat Edaran Kepala Dinas Pariwisata Sleman tentang Penyelenggaraan Kegiatan Wisata yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan.

Karena itu, seluruh stakeholder diminta untuk memastikan pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di destinasi pariwisata dan usaha pariwisata secara ketat, melakukan kalibrasi atau uji petik keamanan dan kelaikan serta melakukan perawatan terhadap fasilitas/wahana usaha secara berkala, terutama untuk wahana dengan tingkat risiko secara rutin dan segera melakukan perbaikan terhadap fasilitas/wahana jika terdapat kerusakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan karyawan dan wisatawan dan pengelola destinasi pariwisata agar dapat bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat terkait penyediaan kebutuhan wisatawan guna meningkatkan perekonomian lokal.

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, sambungnya, juga akan memastikan pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE) di destinasi wisata, desa wisata, dan usaha jasa pariwisata (penyediaan akomodasi, makan dan minum, cindera mata dan usaha lainnya yang mendukung kegiatan berwisata).

Waspadai Perubahan Cuaca dan Bencana Alam

Di sisi lain, baik wisatawan maupun pengelola destinasi wisata diminta terus mewaspadai perkembangan perubahan cuaca dan memperhatikan informasi BMKG terkait potensi bencana alam. 

Sedangkan terkait dengan status Gunung Merapi, ia juga meminta diminta semua pihak untuk mematuhi dan mengikuti arahan dari BPPTKG dan BPBD Kabupaten Sleman ketika terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang mengakibatkan perubahan status.

Seluruh pihak, katanya, diminta menggalang kerja sama dan koordinasi dengan layanan kedaruratan dan keamanan terdekat seperti Rumah Sakit, Palang Merah Indonesia, Kepolisian, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, demi menjamin keselamatan dan keamanan wisatawan. (AU/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya