Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Lari dari Hutan, Tersesat di Permukiman Penduduk

AR/SL/Bhm/X-8
30/9/2015 00:00
Lari dari Hutan, Tersesat di Permukiman Penduduk
Seekor Orang utan dewasa memasuki kawasan permukiman warga di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, Selasa (29/9).(ANTARA/Norjani)

DAMPAK kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak saja mengganggu warga, tetapi juga mulai mengancam kelangsungan hidup satwa. Satwa-satwa pun melarikan diri keluar dari hutan setelah habitat mereka terbakar, dan memasuki permukiman penduduk.

Pada Rabu (23/9), misalnya, warga menemukan induk dan anak orang utan terjebak di perkebunan karet di Dusun Pelangi, Desa Kuala Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

"Sewaktu ditemukan, kedua orang utan itu dalam kondisi kehausan. Keduanya tidak bisa kembali karena habitat mereka dikepung api," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Kalimantan Barat, Junaidi, kemarin.

Kedua primata itu ditemukan di dekat sumur di perkebunan karet yang berada 700 meter dari habitat mereka. Warga kemudian melaporkan keberadaan orang utan tersebut ke petugas BKSDA Kalbar.

Setelah dievakuasi, induk beserta anak orang utan itu ditranslokasi ke kawasan konservasi milik perkebunan kelapa sawit di Matan Hilir Utara.

Di Jambi, asap juga meresahkan harimau sumatra.

Beberapa ekor satwa liar yang dilindungi itu menampakkan diri di dekat perkampungan warga di Kecamatan Batangmerangin, Kabupaten Merangin.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Wilayah II, Dian Risdianto, membenarkan kemun-culan harimau tersebut di sekitar Desa Pulautengah dan Desa Dusun Tuo.

"Tidak ada konflik dengan manusia. Kita menduga kebakaran lahan dan kabut asap berdampak terhadap perilaku hewan tersebut," kata Dian.

Selain harimau, lanjutnya, hewan lain yang juga mulai terdesak ialah siamang (kera besar berbulu hitam, bertangan panjang, dan tidak berekor).

"Suara mereka yang selama ini menghibur petugas saat berpatroli di hutan sekitar TNKS Kabupaten Merangin tidak terdengar lagi. Sepi. Diduga, mereka sudah masuk jauh ke hutan," tambah Dian.

Kondisi serupa juga dialami satwa di hutan di Gunung Arjuna-Ringgit dan Welirang, Jawa Timur.

Dalam kurun sebulan terakhir, seluas 553 hektare hutan di gunung tersebut terbakar. Kebakaran itu mengakibatkan hangusnya jutaan pohon dari berbagai jenis. Habitat satwa liar pun ikut rusak.

Hingga berita ini diturunkan, bencana kebakaran hutan dan kabut asap di Sumatra dan juga Kalimantan belum teratasi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya