Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Bermodal Minim dan Banyak Pesaing

KETUA Ikatan Sepeda Sport Seluruh Indonesia (ISSI) Siak, Yan Pranajaya, tak pernah lupa bagaimana ia menyanggupi keinginan bupati demi menyelenggarakan Tour de Siak untuk kali pertama.
16/11/2016 01:00
Bermodal Minim dan Banyak Pesaing
(ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

KETUA Ikatan Sepeda Sport Seluruh Indonesia (ISSI) Siak, Yan Pranajaya, tak pernah lupa bagaimana ia menyanggupi keinginan bupati demi menyelenggarakan Tour de Siak untuk kali pertama. Awalnya ia dan para pengurus ISSI berencana membuat kejuaraan sepeda jelajah tiga jembatan monumental di Siak. Ketiga jembatan tersebut ialah Jembatan Sultan Syarif Kasim di Perawang, Jembatan Sultan Abdul Jalil Rahmdsyah di Teluk Mesjid, Sungai Apit, serta Jembatan Sultan Agung Latifah, jembatan terbesar yang membelah Kota Siak.

Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Siak itu kemudian menyiapkan format penyelenggaraan yang lebih besar. Idenya itu ia utarakan kepada bupati. Namun, Syamsuar, sang bupati, masih ragu. "Benar kamu bisa menyelenggarakan itu. Enggak mudah lo dan biayanya besar," ujar Syamsuar saat itu seperti ditirukan Yan. Tak patah arang, Yan bersemangat menyiapkan proposal penyelenggaraan dan menyampaikannya kepada Pengurus Besar ISSI di Jakarta. Ia minta restu dari induk organisasi sepeda di Indonesia tersebut. Pemkab Siak menganggarkan sekitar Rp2 miliar dari APBD untuk kegiatan tersebut.

"Awalnya banyak yang menertawakan saya. Kata mereka, anggaran tersebut sangat minim untuk penyelenggaraan balap sepeda cross road. Pembandingnya, Tour de Singkarak menelan anggaran Rp20 miliar," ujar Yan. Ia tidak pantang menyerah. Tour de Siak harus jalan meski kalah pamor jika dibandingkan dengan Tour de Singkarak, yang sudah mendapat asupan pendanaan dari APBN. Tour de Siak jauh lebih murah jika dibandingkan dengan Tour de Ijen di Banyuwangi yang menghabiskan anggaran Rp5 miliar. Tour de Siak dapat dilaksanakan untuk kali pertama pada 2013.

Namun, banyak pihak yang meragukan ajang itu bisa berlangsung dan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Namun, dengan komitmen yang tinggi, Pemerintah Kabupaten Siak tetap bisa menyelenggarakan itu hingga memasuki tahun keempat. Pemkab Siak menganggarkan dana dari APBD tanpa bantuan dari provinsi ataupun pusat. Kalaupun ada bantuan dari provinsi, itu berbentuk perbaikan jalan yang memang menjadi kewenangan daerah tingkat satu. Walaupun event itu masih kecil, pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif sudah mulai membantu mempromosikannya mulai tahun ini. Syamsuar berjanji dan berkomitmen, selama menjadi bupati, ia akan tetap menyelenggarakan Tour de Siak. (BG/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya