Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
SELAMA tujuh hari bekerja keras, tim SAR belum berhasil menemukan 11 penggali yang tertimbun di lubang tambang emas ilegal di Desa Simpang Parit, Kecamatan Reah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi. Minggu (30/10), meski mereka sudah menge-rahkan belasan mesin penyedot air, lubang tambang sedalam 80 meter itu tidak juga kering. Posisi lubang tambang itu berada di bawah permukaan Sungai Batang Mera-ngin. Para penggali membuat lubang dengan sistem lubang jarum sempit yang berliku.
"Tim SAR akan melanjutkan pencarian dengan menggunakan alat berat. Penyedotan tidak afektif karena lubang tambang ke-masukan air sungai," kata Bupati Merangin Al Haris. Dua eskavator sudah sampai di lokasi dan digunakan untuk memperlebar permukaan lubang tambang, yang semula hanya berdiameter 70 cm. Ke-11 korban terkubur tanah longsor di lubang tambang pada Senin (24/10) akibat guyuran hujan deras.
Di lokasi itu ada 20 lubang tambang, yang kemudian ditinggalkan dalam kondisi kosong setelah peristiwa longsor tersebut. Sementara itu, cuaca buruk juga masih terjadi di perairan selatan Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Bengkulu. Di Cilacap, Jawa Tengah, dengan keting-gian ombak mencapai 3 meter, nelayan masih tetap melaut. Namun, mereka hanya berani melaut tidak jauh dari pantai dan pulang cepat pada siang hari. "Kami tidak berani ke tengah karena kapal kami kecil," kata Amir, 42, nelayan. Di NTT, gelombang mencapai 2 meter terjadi di Laut Sawu, tapi belum memengaruhi pelayanan feri. Ombak tinggi juga membuat sekitar 250 nelayan di Bengkulu berhenti melaut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved