Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Mitos Masjid Menara Kudus dan Jembatan Tanggulangin, Bikin Pejabat Ogah Lewat

Akhmad Safuan
18/2/2025 16:45
Mitos Masjid Menara Kudus dan Jembatan Tanggulangin, Bikin Pejabat Ogah Lewat
Mitos Masjin Menara Kudus membuat para pejabat menghindari lokasi ini karena disebut akan meluruhkan kekuasaan.(MI/Akhmad Safuan)

PELANTIKAN kepala daerah akan berlangsung dalam hitungan hari. Sejumlah kepala daerah terpilih akan pergi ke Jakarta untuk mengikuti proses pelantikan dan kembali ke daerahnya masing-masing baik melalui jalur udara, jalur laut, maupun jalur darat. Kekuasaan dan jabatan pun tak luput dari mitos yang menyelimuti sejumlah wilayah di Nusantara. Jika dilakukan ada yang mendatangkan untung, ada pula yang mendatangkan buntung alias kerugian atau bahkan musibah. Mitos inilah yang dikaitkan dengan menara Masjid Menara Kudus dan Jembatan Tanggulangin.

Mitos ini bermula saat Kudus masih dikuasai oleh oleh Kesultanan Demak. Kerajaan ini sempat mengalami konflik internal ketika dua pangeran ingin berebut tahta di Demak. 

Sunan Kudus memasang ajian Rajah Kalacakra di dua lokasi di Kudus, yakni Jembatan Tanggulangin dan Masjid Menara Kudus.

Ajian ini disebut-sebut akan meruntuhkan kekuasaaan bagi siapa saja pemangku jabatan yang melewati dua bangunan ikonik yang lokasinya berdekatan itu.

Setelah wafatnya Pati Unus (Sultan Kedua Kerajaan Demak), menurut Pengurus Komunitas Menara Kudus, Abdul Jalil, penerus tahta berikutnya adalah Sultan Trenggono. Kepemimpinan Sultan Trenggono coba digoyahkan oleh menantunya sendiri yaitu Sultan Hadiwijaya bersama Aryo Penangsang, putra Pangeran Surowiyoto (Raden Kikin) atau sering disebut Pangeran Sekar Seda Lepen.

Ketika konflik kekuasaan itu semakin meruncing, kedua keturunan Raden Patah tersebut menemui Sunan Kudus untuk meminta nasihat dan dukungan. Namun karena Sunan Kudus tidak menyukai kesombongan dan sifat jumawa, ia menghendaki semua dikembalikan pada titik nol yakni meninggalkan posisi politik, jabatan ataupun kekuasaan.

Kemudian Sunan Kudus memasang Rajah Kalacakra untuk menihilkan semua kekuatan, kedigdayaan, dan kekuasaan dari kedua pihak yang berkonflik di pintu gerbang Masjid Menara Kudus tersebut. Sultan Hadiwijaya yang memahami hal itu datang melalui pintu samping, sedangkan Aryo Penangsang datang melewati pintu utama.

Sejarah menunjukkan keabsahan Rajah Kalacakra, dalam konflik kekuasaan tersebut Aryo Penangsang kemudian lengser keprabon dan Sultan Hadiwijaya melanjutkan kekuasaannya di Demak dan kemudian memindahkan kerajaan ke Pajang. 

Meskipun sejarah tidak bisa langsung dikaitkan dengan mitos, hal ini rupanya diduga dipercaya oleh sebagian orang penting di negeri ini. Beberapa pejabat terbukti menghindari melintas di Jembatan Tanggulangin hingga menara Masjid Menara Kudus. Melintas di kedua lokasi itu sama saja ingin kekuasaan tidak bertahan lama atau kalah dalam kompetisi.

"Setelah pelantikan di Jakarta akan pulang ke Kudus, saya akan memilih melintas melalui Purwodadi, tidak melalui jalur pantura Semarang-Demak-Kudus, karena nasihat orang-orang tua agar tidak melintasi Jembatan Tanggulangin," kata Wakil Bupati Kudus terpilih Bellinda Putri Sabrina Birton, Senin (17/2)

Pernyataan wakil bupati terpilih ini semakin mengukuhkan angkernya jembatan penghubung yang menyeberangi Sungai Wulan tersebut. Bahkan sebelumnya, mantan Presiden Jokowi setelah meninjau perbaikan tanggul Sungai Wulan yang jebol berencana langsung ke Kudus juga dibatalkan dan memilih langsung pulang ke Jakarta.

Demikian juga presiden-presiden sebelumnya. Hanya mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang tetap tidak menghiraukan mitos yang masih diyakini hingga saat ini. Mendiang Gus Dur datang ke Kudus sekitar tahun 2002, tetapi sejarah membuktikan Presiden ke-4 ini lengser di tengah jalan setelahnya.

Menghindari Jembatan Tanggulangin juga dilakukan Bupati Kudus Hartopo, selama masa kepemimpinannya di Kota Kretek ini. Untuk berangkat atau pulang dari Semarang, ia memilih memutar melalui Grobogan dengan waktu tempuh lebih panjang dibanding melintasi jembatan tersebut dengan waktu tempuh yang lebih singkat.

Selain Jembatan Tanggulangin, lokasi mistis lainnya yang tak kalah populer antara lain adalah pintu utama Masjid Menara Kudus. Jika ingin berziarah ke makam salah satu Wali Sanga, Sunan Kudus atau Jafar Shodiq yang berada di kompleks tersebut, sebagian peziarah memilih untuk melintas tiga pintu lain karena diyakini terpasang Rajah Kalacakra tersebut di pintu utamanya.

"Betul, Rajah Kalacakra yang konon dipasang di Jembatan Tanggulangin dan pintu utama Masjid Menara Kudus masih diyakini hingga saat ini, sehingga banyak pejabat yang menghindari dan jarang datang ke sini," kata Humas Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3K) Denny Nur Hakim. (AS/E-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya
  • Mengejar Berkah Nasi Jangkrik yang Khas di Kudus

    19/8/2016 06:00

    RIBUAN orang berasal dari berbagai daerah sejak Minggu (6/7) dini hari sudah memadati Kompleks Makam Sunan Kudus dan Masjid Menara Kudus. Ada yang ingin mengejar berkah nasi jangkrik.