Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
WILAYAH yang berpotensi terdampak banjir di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada musim hujan tahun ini diprediksi meluas di sembilan kecamatan.
Menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di musim hujan tersebut, BPBD Klaten meminta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Penyebab banjir, antara lain faktor sedimentasi sungai, tanggul kritis, pintu air tidak berfungsi optimal, dan konstruksi jembatan kurang efektif.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Syahruna, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logostik, Anjung Darojati, Minggu (1/12).
Untuk antisipasi banjir, BPBD Klaten telah memetakan wilayah yang terancam banjir. Wilayah kecamatan rawan banjir di musim hujan, yaitu Gantiwarno, Wedi, Bayat, Trucuk, Cawas, Karangdowo, Pedan, Juwiring, dan Kecamatan Wonosari.
Menurut Syahruna, bencana banjir termasuk longsor itu terjadi juga karena ada penambangan tanah urug untuk pembangunan jalan tol Jogja-Solo.
Penambangan tanah urug jalan tol Jogja-Solo di Klaten, yaitu di wilayah Kecamatan Gantiwarno, Kecamatan Wedi, dan Kecamatan Bayat.
“Ancaman banjir terutama Sungai Dengkeng, karena sedimentasi yang luar biasa, tanggul sungai kritis, dan pintu air tidak berfungsi optimal,” imbuhnya.
Sendimentasi Sungai Dengkeng, terutama di aliran bawah Pintu Air Tukuman, perlu dinormalisasi dalam upaya pengurangan risiko bencana banjir.
Kabupaten Klaten dialiri 80 sungai, meliputi klasifikasi/ordo induk (Bengawan Solo), ordo 1 (Sungai Dengkeng), ordo 2 (24 sungai), dan ordo 3 (54 sungai).
"Untuk kesiapsiagaan bencana banjir, kami juga telah menyiagakan relawan, serta logistik seperti beronjong kawat dan karung pasir,” ujar Syahruna. (JS/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved