Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Menag Puji Program Keagamaan di Purwakarta

(RZ/DW/N-1)
14/10/2016 02:40
Menag Puji Program Keagamaan di Purwakarta
(MI/Galih Pradipta)

MENTERI Agama Lukman Hakim Saifudin terkesan dengan kebijakan dalam bidang agama yang sudah terimplementasi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Bahkan, dia mengaku akan mengadopsi program keagamaan di Purwakarta di kementerian yang dia pimpin. Sebelumnya Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menceritakan kepada Lukman tentang sistem antar jemput jemaah haji Purwakarta pada musim haji tahun ini.

Seperti diberitakan, jemaah haji asal Purwakarta diantar dari rumah masing-masing menuju asrama pada sesi pemberangkatan, dan dijemput dari asrama menuju rumah masing-masing pada sesi kedatangan. Alat transportasi yang digunakan untuk melayani jemaah haji ialah mobil dinas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta.

Lukman beserta seluruh jajaran Kementerian Agama yang hadir juga terkesan dengan konsep pendidikan baca tulis Alquran dan program membaca kitab kuning serta pendidikan agama bagi nonmuslim yang diterapkan Desember. Lukman menilai kebijakan tersebut tergolong berani dan menjadi sinyal positif dari Pemkab Purwakarta untuk mendorong kehidupan religius dari seluruh umat beragama karena seluruh kepentingan umat beragama dapat terakomodasi.

"Saya sebagai menteri agama sangat bersyukur dan mendukung penuh seluruh kebijakan ini. Pemkab Purwakarta berhasil mengakomodasi segenap kepentingan umat beragama di daerah mereka. Ini penting untuk dijadikan pilot project secara nasional," kata Lukman di sela peresmian Pondok Pesantren Baitul Quran di Desa Karoya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta.

Lukman juga mengaku akan mempelajari kebijakan itu baik dari tataran substansi dan teknis pelaksanaan. "Kita lihat perkembangan di Purwakarta. Kita contoh. Saya sangat sepakat pendidikan itu jangan hanya berkutat pada aspek kognitif, melainkan juga membangun aspek religi."

Secara terpisah, Wakil Gubernur Sumatra Selatan Ishak Mekki menegaskan kehidupan kerukunan antarumat beragama di daerahnya sudah kondusif. Sebab, menurut dia, masyarakat Sumsel cinta damai. Selain itu, ada peran dari Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB).

Ketua FKUB Sumsel Tohlon Abdul Rauf mengatakan umat beragama, apa pun keyakinan mereka, harus dapat menjaga hubungan baik, saling mengerti, memahami, dan meresapi makna tepa selira dengan umat lain. "Toleransi harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan adalah karya Sang Pencipta dan tidak boleh saling membenci," terangnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya