Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Buron Poso Ditangkap dalam Kondisi Hamil

(TB/OL/N-4)
13/10/2016 02:50
Buron Poso Ditangkap dalam Kondisi Hamil
(MI/M Taufan SP Bustan)

SATUAN Tugas Operasi Tinombala 2016 kembali menangkap istri salah satu anggota kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Perempuan yang masuk daftar pencarian orang (DPO) itu ialah Susanti Kaduku alias Tini Kalora alias Umi Fadel, istri pertama Ali Kalora. Ali tercatat sebagai pimpinan pengganti MIT setelah tewasnya Daeng Koro alias Sabar Subagia, Santoso alias Abu Wardah, dan tertangkapnya Basri alias Bagong.

Kabid Humas Polda Sulteng, AKB Hari Suprapto, menuturkan, penangkapan Tini dilakukan pada Selasa (11/10), sekitar pukul 16.00 Wita, saat tengah bersembunyi di sebuah rumah warga Kelurahan Moengko Lama, Kecamatan Poso Kota. Tiba di Palu, dini hari kemarin sekitar pukul 00.15, Tini dilarikan ke IGD RS Bhayangkara karena yang bersangkutan tengah hamil tua.

"Untuk saat ini kondisinya dipulihkan dulu," jelas Hari, rabu (12/10). Saat ditangkap, perempuan asal Poso itu tidak sedang bersama DPO lainnya. Bahkan tidak ada barang bukti yang ditemukan selain baju terusan dan cadar yang dipakainya. Tini terlibat dengan beberapa aksi teror yang dilancarkan MIT setelah bergabung 2014 silam. Beberapa di antaranya, terlibat pelatihan menembak, baku tembak, dan mengetahui beberapa aksi keji MIT.

Sebelumnya, istri kedua Santoso bernama Jumiatun atau Umi Delima juga ditangkap dalam keadaan hamil di Pegunungan Desa Tambarana, Sabtu (23/7). Pada Agustus 2016, Jumiatun ditetapkan sebagai tersangka terorisme. Kemarin, merupakan peringatan 14 tahun peristiwa bom Bali I di Sari Club dan Paddy's Club yang menewaskan 202 orang dari berbagai negara.

Untuk mengenang peristiwa pilu itu, sebuah buku berjudul Janda-janda Korban setebal 82 halaman diterbitkan Yayasan Isana Dewata. Ketua panitia acara, I Nyoman Sarjana menjelaskan, buku ini tak lagi mengeksploitasi kesedihan para korban setelah 14 tahun peristiwa itu berlalu. "Para korban sudah saatnya bangkit," kata dia di Kuta, Bali.

Ada 14 janda korban bom Bali yang ikut ambil bagian, salah satunya Ni Luh Erniati yang harus menghidupi kedua anaknya yang masih kecil setelah kepergian suaminya, I Gede Badrawan, head waiter di Sari Club. "Banyak orang bilang waktu itu saya masih terlalu muda untuk menyandang status janda." Kini ia berupaya menyongsong masa depannya. Namun, ia juga meminta agar pemerintah memperhatikan para anak-anak korban bom Bali untuk bangkit dari keterpurukan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya