Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SETELAH sempat surut selama sehari, banjir kembali melanda Kota Sampang, Jawa Timur (Jatim) rabu (12/10). Banjir susulan ini lebih besar daripada sebelumnya. Banjir menggenangi sedikitnya 6 desa dan 5 kelurahan di wilayah itu. Enam desa meliputi Desa Kamoning, Pangelen, Pasean, Tanggumung, Panggung, dan Gunung Maddah. Banjir juga merendam Kelurahan Dalpenang, Rongtengah, Gunung Sekar, Karang Dalem, dan Polagan. Berdasarkan keterangan warga, banjir yang terjadi sejak Minggu (9/10) sempat surut pada Selasa (11/10).
"Awalnya genangan air hanya tersisa di kawasan monumen dan Masjid Jamik di Kelurahan Dalpenang. Namun, air kembali naik dan meninggi sejak kemarin," kata Istiqomah, warga Kelurahan Rongtengah, rabu (12/10). Pemerintah setempat menyatakan Kota Sampang masuk tanggap darurat banjir. PLN Rayon Sampang sudah mematikan saluran listrik di 18 gardu tiang trafo yang menyalurkan listrik di seluruh Kota Sampang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Wisnu Hartono, mengatakan sudah menambah dapur umum untuk bantuan makanan dan tempat pengungsian di Pasar Srimangunan. BPBD Jatim mengeluarkan peringatan agar mewaspadai 22 wilayah yang curah hujannya tinggi pada Oktober ini akibat fenomena La Nina.
Pada Oktober ini ada 22 wilayah di Jatim akan diguyur hujan deras dengan curah hujan antara 300 hingga 500 milimeter, seperti Pacitan, Trenggalek, Blitar, Probolinggo, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi. Selain di Sampang, banjir juga masih menggenangi Sidoarjo dan Tuban. Di Bojonegoro, air sudah surut. Kerugian banjir di Bojonegoro ditaksir sekitar Rp3,2 miliar.
Banjir juga mengancam wilayah pantura Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kabupaten Tabanan, Bali, dan Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Selain banjir, hujan deras disertai petir menewaskan satu orang bernama Ade Sarju, 43, warga Buniayu RT 02 RW 04, Desa Karang Jaladri, Kecamatan Parigi, Pangandaran. Dari Cilacap, Jawa Tengah pemerintah kabupaten setempat telah menetapkan status darurat bencana, menyusul banjir meredam lebih dari 1.500 rumah dan bencana tanah bergerak di beberapa titik.
"Pemkab Cilacap sudah menetapkan darurat bencana karena dalam beberapa hari ini terjadi banjir di dua kecamatan, yakni Sideraja dan Kedungreja," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy. Selain itu, ada pula bencana tanah bergerak di Kecamatan Cipari dan Wanareja. Hujan deras dan angin kencang memicu gelombang laut tinggi seperti di Bengkulu.
Perubahan iklim
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar dialog publik di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (12/10). Dalam dialog ini dibahas banyaknya peristiwa bencana di Tanah Air. "Hampir 80% bencana di Indonesia disebabkan Hidrometeorologi, terkait perubahan iklim," kata Direktur Pencegahan Risiko Bencana BNPB, Lilik Kurniawan. Dia menambahkan masyarakat Indonesia harus beradaptasi hadapi perubahan iklim. "Sekarang ini yang dibutuhkan bagaimana ketangguhan kita dalam mengatasi bencana yang terjadi," jelasnya. (Tim/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved