Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SEPANJANG 8 tahun terakhir, film Laskar Pelangi menjadi pemegang rekor film terlaris sepanjang masa di Indonesia dengan jumlah penonton 4,63 juta orang. Film Laskar Pelangi yang diadopsi dari novel berjudul sama yang ditulis Andrea Hirata itu benar-benar membuka mata semua orang tentang surga tersembunyi Pulau Belitung di Provinsi Bangka Belitung.
Bagaimana tidak? Pada 2012, jumlah wisatawan asing yang berwisata ke Belitung tercatat 1.864 orang dan wisatawan domestik 221.747 orang. Angka itu meningkat tajam pada 2015 lalu. "Turis asing mencapai 3.498 orang dan lokal 301.938 orang," beber Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bangka Belitung Darwis Sitorus, Rabu (12/10).
Terus meningkatnya kunjungan wisatawan domestik maupun asing diikuti dengan lonjakan jumlah hotel dan biro perjalanan wisata di Belitung. Jumlah hotel yang tadinya cuma 19 hotel pada 2013 melonjak menjadi 40 hotel pada 2015. Lonjakan juga terjadi pada kenaikan jumlah biro perjalanan wisata, dari yang tadinya hanya tiga saja menjadi 200 saat ini.
"Luar biasa! Tidak satu pun travel di Belitung ini yang tidak menjual paket turnya dengan kata-kata Laskar Pelangi," ungkap Kusuma Kosasi, pemilik biro perjalanan wisata Blitungisland, kepada Media Indonesia. Lokasi wisata yang ditawarkan merupakan lokasi-lokasi syuting film Laskar Pelangi seperti di Pantai Batu, Tanjung Tinggi, dan Tanjung Kalian.
Selain itu, Pulau Lengkuas, Tanjung Pedam, Pulau Pasir, dan Batu Berlayar. Dari semua itu, lokasi yang paling diminati wisatawan ialah replika Sekolah Laskar Pelangi dan Museum Kata yang didirikan Andrea Hirata. Berkah film Laskar Pelangi juga dirasakan masyarakat setempat, menyusul terus berkurangnya angka pengangguran karena banyak warga Belitung membuka usaha kuliner dan cendera mata.
Karena itu, pantaslah jika Gubernur Bangka Belitung Rustam Effendi menolak keinginan PT Timah Tbk untuk kembali melakukan aktivitas penambangan pasir timah di Belitung meskipun, PT Timah memiliki izin usaha penambangan (IUP) di daerah tersebut. "Khusus untuk Belitung tolong jangan ditambang lagi," tegas Rustam. Menurut Rustam, masa depan Belitung bukan lagi di sektor tambang, melainkan di sektor pariwisata.
"Memang dulu Belitung ini banyak tambang, tapi sekarang Belitung yang dulu berbeda. Sekarang orang kenal Belitung bukan karena tambang, melainkan karena pariwisata dengan keindahan alamnya," ujar Rustam. Terlebih, saat ini Belitung masuk 10 destinasi pariwisata unggulan Indonesia dan berlanjut dengan ditetapkannya Belitung menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dengan anggaran sekitar Rp8 triliun. "Apa yang dikatakan Gubernur kita itu benar, kita dukung. PT Timah jangan berharap untuk berproduksi lagi di Belitung," timpal Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung Didit Srigusjaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved