Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
SEBAGIAN petani di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, sejak awal memasuki musim El Nino tiga bulan lalu. Mereka langsung beradaptasi dengan cara beralih dari padi sawah ke bawang merah.
Sejak sepekan terakhir, Sebagian petani di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh mulai memasuki panen raya bawang merah. Menanam bawah merah merupakan cara mereka untuk menghadapi datangnya El Nino yang mulai memasuki di kawasan pesisir Selatan Malaka tersebut sejak tiga bulan lalu.
Kasubbag Program dan Keuangan Kecamatan Simpang Tiga, Mustamar Arifina, kepada Media Indonesia, Jumat (12/7) mengatakan, dari 52 desa di wilayah tungasnya, 48 di antaranya merupakan lahan bawang merah. Sebagian tanaman bawang merah itu milik sendiri dan sebagian lainnya disewakan ke petani penggarap.
Baca juga : Presiden dan Mentan Amran di Lampung Barat, Pacu Produksi Kopi dan Kesejahteraan Petani
"Untuk tahap pertama ada sekitar 50 ha (hektare) mulai di panen. Ada juga yang baru berusia tujuh hingga 30 hari. Sekitar dua bulan ke depan berkelanjutan pruduksinya," tutur Mustamar.
Dikatakan Mustamar, Kecamatan Simpang Tiga yang persis di tepi pesisir Selatan Malaka sangat cocok untuk lahan bawang merah. Setiap musim cuaca El Nino yang sangat berisiko kalau menanam padi, petani setempat beralih menanam bawang merah.
Jasmani, 60, petani bawang merah di Desa Gong, Kecamatan Simpang mengatakan, walaupun di tengah cuaca panas, hasil panen produksi bawang merah kali ini tergulong lumayan. Yaitu berkisar 1 banding 15 (1 kg benih menghasilkan 15 kilo saat panen) sampai 1 banding 20.
Baca juga : Petani Semangka Inul di Sidoarjo Gigit Jari, Harga Anjlok saat Panen
"Di sini kawasan hilir yang krisis debit air saat musim gadu (musim tanam padi kedua). Cara lain yaitu menanam bawang merah atau palawija lain," tutur Khairiah, petani lainnya.
Pakar Ilmu Tanah dan Pertanian dari Universitas Syiah Kuala (USK) Helmi
menjelaskan, ada beberapa kawasan produksi bawang merah di Pidie. Di antaranya adalah Kecamatan Simpang Tiga, Batee, Grong-grong, Peukan Baro, Kecamatan Kembang Tanjung, dan Kecamatan Pidie.
Ke semua kecamatan produksi bawang merah di Pidie itu merupakan kawasan
pesisir pantai Selat Malaka. Kondisi tanah setempat tidak jauh berbeda.
"Kebutuhan air bawang merah sangat sedikit bila dibandingkan dengan padi. Kalau padi memerlukan 4 liter per hektare per detik, bawang hanya 1 liter per hektare per detik," jelas doktor lulusan Nagoya University, Jepang, itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved