17 Kasus Perdagangan Manusia Diungkap

POSISI Kalimantan Barat dalam kejadian perdagangan manusia ialah pemasok sekaligus daerah transit untuk pengiriman ke Malaysia. Terbukti, dalam enam bulan terakhir, ada 17 kasus penyelundupan TKI ke Malaysia yang diungkap Polda Kalimantan Barat. “Kalimantan Barat masih menjadi daerah rawan kejadian perdagangan manusia bermoduskan pengiriman TKI ilegal. Kami sudah meng­ungkap 17 kasus yang melibatkan 24 tersangka dan 74 korban,” papar Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Suhadi SW, di Pontianak, Selasa (6/9). Para korban berasal dari berbagai daerah. Enam orang di antara mereka merupakan perempuan di bawah umur. “Sebanyak 9 kasus telah di­limpahkan ke kejaksaan, 6 kasus dalam penyidikan, dan pelaku dalam 2 kasus masih diburu,” lanjut Suhadi.

Kalimantan Barat dipilih sebagai jalur penyelundupan TKI lantaran memiliki banyak akses menuju Malaysia. Selain pintu masuk resmi, terdapat lebih dari 50 jalan setapak yang menghubungkan Kali­mantan Barat dengan wilayah Serawak, Malaysia. “Iming-iming kerja enak, bergaji besar serta penipuan identitas di KTP, dan paspor, sering dilakukan sindikat untuk melancarkan operasi­ mereka,” tandas Suhadi. Kemarin, Polres Bantul, DI Yogyakarta juga mengungkap praktik prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur. Para korban dipekerjakan sebagai pemandu lagi di lokasi karaoke. “Kami memeriksa Eka Marta, 22, pengelola karaoke yang mempekerjakan anak sebagai korban prostitusi. Kedua korban yang dijadikan pemandu lagu itu ialah WE, asal Magelang, dan EH, asal Wonosobo, Jawa Tengah, yang usianya belum genap 17 tahun,” papar Kasat Reskrim Polres Bantul AK Anggaito Hadi Prabowo. Eka dan dua korban ditangkap petugas di kawasan Pantai Parangkusumo, Bantul. Dari hasil pemeriksaan, WE dan EH mengaku selain menjadi pemandu karaoke, mereka juga memberikan pelayanan ‘plus’ dengan tarif Rp500 ribu-Rp2 juta. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, General Manager Sales PT Telkom Jawa Barat Hasan Kurdi menyatakan PT Telkom melakukan sosialisasi dan edukasi pemanfaatan internet secara bertanggung jawab, aman, kreatif, dan inspiratif di 12 kota. “Dalam pengguaan internet di kalangan anak-anak, kami mendorong orangtua melakukan pendampingan, sehingga mereka tidak tercemari pornografi.” (AR/AU/AD/N-2)