Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DALAM rangka meminimalisasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Satuan Tugas Siaga Bencana mengaktifkan operasi malam.
Komandan Korem 044/Gapo Kol Kunto Arief Wibowo di Palembang, kemarin, mengatakan pembakaran lahan oleh para pelaku banyak dilakukan pada malam hari.
Hal itu disebabkan gencarnya operasi pemadaman kebakaran lahan di siang hari. “Patroli di malam hari kita mulai gencarkan. Ini upaya agar kebakaran tidak meluas,” ungkap dia.
Seperti kasus yang terjadi di Desa Simpang Tiga, Perbatasan Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir. Berdasarkan pantauan Satgas, kebakaran lahan pada 31 Agustus terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Akibatnya, 4 hektare lahan terbakar.
Tim Satgas di lapangan kesulitan untuk memadamkan karena untuk menjangkau lokasi butuh waktu sekitar 5 jam.
“Kalau malam hari, helikopter waterbombing tidak bisa beroperasi. Jika harus menunggu esok hari, kita khawatir kebakaran semakin luas. Jadi, tim Satgas tetap harus ke lapangan untuk memadamkan kebakaran tersebut,” jelasnya.
Dia menjelaskan, pemadaman kebakaran lahan pada malam hari memberi kesulitan lebih ketimbang saat siang hari. Selain kendala medan dan jarak pandang, kendala sarana transportasi juga paling memengaruhi.
“Dengan kendala ini, risiko petugas akan semakin besar. Upaya kita, sonar yang biasanya digunakan untuk mengukur gelombang di bawah air akan digunakan untuk penunjuk arah bagi petugas menuju ke lokasi kebakaran,” ucapnya.
Selain itu, juga ada modifikasi kendaraan, busa pemadam api, dan pakaian antiapi juga tengah disiapkan untuk mendukung operasi di malam hari tersebut.
Langkah itu dilakukan agar tidak ada korban petugas saat beroperasi di malam hari.
Menurutnya, saat ini pihaknya membutuhkan alat penglihatan malam untuk mencari titik api, termasuk pelaku yang membakar lahan tersebut.
“Ini semua sedang kami siapkan. Hal ini tentunya sebagai upaya agar karhutla yang terjadi di tahun lalu tidak muncul lagi di Sumsel tahun ini,” terang Kunto.
Biro Operasi Satgas Siaga Darurat Bencana Asap Sumsel Muzir Cika menambahkan, selama 2016, Polda Sumsel yang tergabung dalam satgas telah menangkap 10 tersangka pembakar hutan dan lahan.
Plt Kepala BPBD Sumsel Iriansyah mengatakan, dalam upaya penanggulangan bencana karhutla, 5.300 personel disebar 30 posko. “Personel disebar di beberapa daerah rawan, seperti OKI, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.” (Dwi Apriani/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved