Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Gorontalo Didorong Jadi Lumbung Jagung Nasional

Tesa Oktiana Surbakti
25/8/2016 17:59
Gorontalo Didorong Jadi Lumbung Jagung Nasional
(ANTARA)

MENYUSURI sebagian wilayah Provinsi Gorontalo, hamparan kuning memanjakan mata. Itu bukan padi yang menguning, melainkan jagung yang siap dipanen. Pemerintah memang tengah mendorong provinsi hasil pemekaran wilayah itu menjadi salah satu lumbung jagung nasional.

Sebelumnya, lahan perkebunan jagung yang digarap masyarakat hanya berkisar 120 ribu hektare dengan hasil produksi 500 ribu ton. Dari pertengahan 2015 hingga 2016 ini, luas lahan perkebunan jagung berhasil diesktensifikasi hingga 190 ribu-200 ribu ha. Hasil produksinya pun mengalami lonjakan dua kali lipat, yakni 1 juta ton.

"Di sini tidak ada sejarah tanam 200 ribu ha. Ini sejarah baru. Belum ditambah ladang yang ada di tengah-tengah gunung. Ini harus diapresiasi," ucap Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat mengikuti panen raya jagung di Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Kamis (25/8).

Amran optimistis hasil produksi di Provinsi Gorontalo yang berkontribusi 5% terhadap total produksi nasional, kian memperkuat kemandirian pangan dalam negeri. Dengan begitu laju impor jagung dapat ditekan. Dia mengklaim pemerintah sejauh ini berhasil menurunkan impor jagung sebesar 60%.

Mentan pun optimistis target produksi jagung minimal 21,53 juta ton tahun ini dapat tercapai seiring penguatan perencanaan termasuk ekstensifikasi dan intensifikasi areal tanam. Kembali menyinggung potensi produksi jagung di Gorontalo, dia mengatakan tahun depan lahan perkebunan jagung yang digarap meningkat 400 ribu ha.

"Panen 1 juta ton itu kira-kira ada Rp3 triliun uang yang beredar di masyarakat. Kalau produksi ditingkatkan dua kali lipat, ada Rp6 triliun yang beredar di Gorontalo tahun depan," tukas Amran yang langsung mendapat tepukan meriah dari masyarakat sekitar.

Maka dari itu, Amran mengingatkan tidak ada lagi alasan bagi masyarakat Gorontalo berhenti bercocok tanam, utamanya komoditas jagung. Mengingat potensi keuntungan yang diperoleh tergolong besar. Apalagi, pemerintah telah menetapkan harga pembelian jagung di tingkat petani sebesar Rp3.150 per kg dengan kadar air 15%, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres).

Dia menambahkan. pemerintah juga telah menggelontorkan bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan), pengadaan pupuk dan bibit unggul, hingga perbaikan infrastruktur dalam rangka menggairahkan petani untuk meningkatkan produktivitas komoditas strategis tersebut.

"Ini alat dikirim, pompa dikirim, nggak ada alasan tidak bertani," pungkasnya.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengungkapkan pemerintah setempat telah menyiapkan lahan untuk pembangunan silo dan 'drying center’. Hal itu penting sebagai fasilitas penyimpanan dan pengeringan jagung, yang nantinya akan menjaga proses produksi dan memberikan nilai tambah bagi petani. Dengan begitu, jagung yang dihasilkan petani Gorontalo berkualitas.

"Persebaran ladang jagung merata di berbagai wilayah sih. Cuma yang paling besar produksinya untuk diserap, ada di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo," imbuh Rusli.

Di tengah cuaca terik, Amran membuka ruang diskusi bagi petani jagung yang kerap kali diselingi canda bernada mengkritik. Misalnya saja saat seorang warga mengeluhkan sistem pengairan (irigasi) yang belum memadai lantaran posisi aliran sungai jauh dari perkebunan jagung milik warga.

"Oke kita bangun pompa sepanjang sungai, saya akan kirim 50 pompa dulu. Tapi, you harus tanggung jawab ya, bisa?" tanya Amran. Warga yang juga bernama Amran tersebut lantas mengamini, "Bisa Pak," yang kemudian memancing riuh warga. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik