Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Banjir di Klaten Akibat Arus Sungai Dengkeng Terhambat Masuk Bengawan Solo

Djoko Sardjono
21/11/2022 20:55
Banjir di Klaten Akibat Arus Sungai Dengkeng Terhambat Masuk Bengawan Solo
Seorang warga di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, berada di tengah banjir(MI/DJOKO SARDJONO)

BENCANA banjir yang melanda beberapa wilayah kecamatan dan desa di
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi topik pembahasan dalam rapat
koordinasi jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) di Pendapa
Kabupaten, Senin (21/11).

Banjir beberapa hari lalu itu akibat luapan dari arus sungai. Ini terjadi setelah turun hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi cukup lama. Banjir menggenangi permukiman penduduk, sekolah, dan
lahan persawahan.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten melaporkan, bahwa
banjir yang terjadi pada 14 dan 15 November 2022 merendam 578 hektare
tanaman padi mulai dari persemaian sampai siap panen. Kondisi saat ini
sudah mulai surut.

Namun, sekarang ini masih ada tanaman padi persemaian 20 hektare yang
terdampak banjir, yakni di Kecamatan Wedi. Pun di Kecamatan Cawas, ada
74 hektare yang terendam. Sedangkan di Kecamatan Trucuk dan Bayat dalam
proses pengecekan.

Kemudian, banjir pada 19 November 2022 terjadi di Kecamatan Juwiring dan Wonosari.

Kepala DKPP Klaten Widiyanti mengatakan genangan banjir sudah
surut. Saat ini, DKPP Klaten ke lapangan untuk pengecekan tanaman yang
terkena banjir.

Daerah prioritas

Sekretaris Daerah Jajang Prihono saat ditemui Media Indonesia seusai
memimpin rapat koordinasi jajaran OPD Kabupaten Klaten mengatakan, bahwa beberapa wilayah kecamatan dan desa terdampak banjir mendapat prioritas penanganan darurat.

Selain itu, Pemkab Klaten juga memikirkan dampak banjir yang dialami
para petani akibat tanaman padi yang rusak atau bahkan mati akibat
terendam banjir. Ini untuk membantu meringankan petani termasuk warga
lainnya yang terdampak banjir.

Menurut Jajang, Pemkab Klaten pascabanjir ini juga memberikan perhatian
terhadap kesehatan warga masyarakat. Apalagi, serangan penyakit DBD
(demam berdarah dengue) meningkat. Tahun ini, ada 486 kasus DBD dan 23
orang meninggal.

"Untuk penanganan darurat pascabanjir, Pemkab Klaten akan memanfaatkan
potensi sumber daya yang ada, baik dana maupun sarana dan prasarana.
Sehingga, masyarakat di daerah aliran sungai yang terdampak banjir bisa
terbantu," ujarnya.

Wilayah yang terdampak banjir, yakni Kecamatan Gantiwarno, Bayat, Cawas, Trucuk, Wedi, Juwiring, dan Wonosari. Banjir terjadi akibat luapan arus sungai setelah turun hujan dengan intensitas tinggi dan dalam durasi yang cukup lama.

Banjir di beberapa wilayah kecamatan itu terjadi disebabkan arus sungai
yang bermuara di Sungai Bengawan Solo, terutama Sungai Dengkeng,
tersendat karena arus air di Bengawan Solo tinggi. Sehingga, arus sungai ordo satu itu balik lagi.

"Sungai Dengkeng meluap karena arus terhambat masuk Sungai Bengawan
Solo. Ini salah satu penyebab Sungai Dengkeng meluap dan tanggul jebol.
Selain itu, banyak sumbatan sampah dan rumpun bambu di aliran sungai
tersebut," pungkas Jajang. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya