Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KEBERADAAN fasilitas umum (Fasum) yang layak bagi masyarakat menjadi perhatian serius program social healing yang dilakukan Yayasan Erick Thohir di 8 provinsi di Pulau Sumatera.
Seperti gerakan social healing yang dilakukan di Kelurahan Gunung Terang, Kecamatan Langkapura, Kota Bandar Lampung, dengan membangun jalan setapak yang dihuni oleh 20 kepala keluarga tersebut.
Jalan sepanjang 150 meter dengan lebar 1,5 meter yang berada di RT07/RW01 dan menjadi penghubung ke jalan utama desa menjadi awal warga berprofesi petani bunga.
Siti Khalifah, 25, mengaku hampir terjatuh dari motor ketika akan mengantar sang suami untuk bekerja. Sebab, sebelum jalan setapak warga ini dibangun, kondisi jalan yang menurun cukup curam membuat warga acap kali terpeleset.
"Saat kondisi hujan atau setelah hujan, jalan tanah dan berpasir menjadi sangat licin, untuk dilintasi motor atau pejalan kaki," kata wanita yang akrab disapa Ifah itu.
Ifah mengakui dengan pembangunan jalan yang tidak hanya di pavling block, tetapi juga struktur tanah yang dibuat landai, menjadi sangat nyaman untuk dilintasi. Bahkan, kata dia, memberikan dampak pada peningkatan perekonomian keluarga.
"Sebelum di bangun jalannya, ruang gerak kami terbatas ketika ingin ke kebun atau ke pasar untuk jual kembang (bunga tabur). Nah, sekarang pembeli yang mau datang bisa ke rumah kami tidak lagi takut ketika cuaca mendung atau hujan sekalipun," ujar dia sembari bersyukur lantaran ramai yang datang.
Sementara itu, di bawah teriknya matahari, Tubini, 56, mengenakan kaos lengan panjang dan topi capingnya terlihat sibuk ngeramban kembang pohon pacar setinggi 50-60 cm tersebut.
Profesinya sebagai petani atau buruh petik sudah cukup lama dilakoninya. Bahkan, menjadi penghasilan utama warga Kelurahan Gunung Terang. Meski belakangan sudah tidak lagi.
Dulu, katanya, jumlah warga yang meramban atau memetik bunga cukup banyak. Bisa mencapai 10 orang sekali petik.
"Sedikit banyak perkebunan bunga ini membantu kebutuhan perekonomian masyarakat, walau hanya sekedar membeli paket internet untuk anak sekolah, ya bisa,"serunya.
Yudi, 42, pedagang perlengkapan kebutuhan jenazah, mengatakan lebih suka turun langsung membeli dan ikut memetik bunga pohon pacar untuk memenuhi dagangannya.
Bunga pohon pacar ini merupakan salah satu unsur dari bunga tabur yang digunakan untuk keperluan bagi mayit atau orang yang telah meninggal dunia.
Hari-harinya diisi dengan mendatangi Gunung Terang untuk mengambil kembang dan menjualnya ke pasar.
Diakuinya, sebelum jalan ini dibetulkan, gerak langkahnya terbatas karena becek dan licin."Kalau ngg hati-hati, bisa jatuh. Kalau sekarang, kuantitas bunga yang diambil bisa lebih banyak, karena jalannya sudah rapi," kenangnnya.
Mario Siregar, 51, menceritakan bahwa tanah yang ditempati sekitar 117 warga awalnya adalah kebun bunga. Sehingga kondisi tanah yang membentuk bukit tersebut menjadi sangat licin ketika dibasahi hujan.
Saat itu, jalan setapak yang biasa dilintasi warga juga belum ada. Tapi seiring waktu berjalan dan banyaknya rumah yang dibangun, akhir para pemilik tanah sekitarnya menghimbahkan sebagian tanah untuk lintasan warga menuju kebun bunga.
Namun, saat itu juga jalan belum diperbaiki, masih berupa tanah. Warga yang akan bekerja atau berkebun, berpatokan kepada cuaca. "kalau terang, baru jalan. kalau hujan, jalannya jadi susah, menghambat sekali," katanya lirih
Hingga akhirnya datang bantuan dari Yayasan Erick Tohir yang menawarkan materiil untuk membangun dan memperbaiki jalan dengan pavling blok. Tawaran direspon positif dan menerima syarat dari pihak yayasan yang mengiginkan pengerjaan dilakukan secara guyup oleh warga.
"Sekarang aksesnya lebih mudah, kita tidak lagi kenal iklim penghujan atau panas tetap bisa masuk, bawa barang (hasil kebun) keluar masuk tidak takut takut lagi seperti dulu. Dengan akses yang bagus otomatis perekonomian nambah juga karena ada kelancaran di situ,"pungkasnya. (J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved