Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMBANGUNAN jalan tol Trans-Jawa, khususnya Jawa Tengah terus dikebut menjelang arus mudik Lebaran awal Juli mendatang.
Ruas Tol Pejagan-Tegal sudah dibuka. Demikian juga dengan ruas Tol Solo Seksi III Bawen-Salatiga sudah dapat dilalui. Namun, Tol Semarang-Demak sepanjang 24 kilometer hingga kini terbengkalai, meskipun pembebasan lahan sudah dilakukan pada 1996.
Menteri Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PU-Pera), Basuki Hadimuljono, saat kunjungan kerja ke Jepara,menyatakan pembangunan Tol Semarang-Demak sepanjang 24 km diperkirakan akan direalisasikan pada 2018. Dari pantauan Media Indonesia di pantura, kemarin, ruas Tol Semarang-Demak hingga kini belum ada tanda-tanda akan diteruskan. Jalan tol tersebut direncanakan melintasi 18 desa di empat kecamatan, yakni Sayung, Karangtengah, Wonosalam, dan Demak.
Rencananya Tol Semarang-Demak dibangun untuk tiga seksi, yakni seksi I Kaligawe-Sayung (8 km), seksi II Sayung-Karangtengah (8 km), dan seksi III Karangtengah-Kadilangu (8 km), memerlukan lahan seluas 144 hektare, sedangkan pembebasan lahan yang telah dilakukan pada 1996-1998 baru tercapai 42 hektare.
Lahan yang sudah dibebaskan kini dimanfaatkan masyarakat sebagai lahan pertanian. Bahkan, ada lahan yang sudah beralih tangan dan diberi izin menjadi lahan industri dan lahan hijau.
“Kita juga bingung sudah lama dibebaskan, namun tidak ada tanda-tanda akan mulai dibangun,” kata Sunarwi, warga Karangtengah, Demak, Selasa (26/4).
Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Demak, Dyah Sahitarasmi, membenarkan bahwa pembebasan lahan untuk Tol Semarang-Demak akan dilanjutkan lagi. Namun, sesuai kondisi di lapangan, pembebasan lahan akan dimulai dari nol lagi. Mulai dari penetapan lokasi oleh Gubernur Jateng, sosialisasi kepada warga, pengukuran, dan pembayaran kompensasi.
“Hingga kini belum ada penetapan lokasi oleh gubernur. Bahkan, rapat terakhir masalah RTRW juga menjadi kendala sehingga kita menunggu tindak lanjut proses pembebasan lanjutan,” kata Dyah.
Tujuh waduk
Pada bagian lain, pemerintah terus berkomitmen membangun tujuh waduk raksasa di Nusa Tenggara Timur, dan dijadwalkan rampung dalam lima tahun.
Tujuh waduk yang dimaksud ialah Waduk Raknamo di Kabupaten Kupang, Rotiklot di Belu, Napungete di Sikka, Lambo di Nagekeo, Manikin di Kabupaten Kupang, Temef di Timor Tengah Selatan, dan Kolhua di Kota Kupang.
Salah satunya, pembangunan Waduk Raknamo telah mencapai 43,2%, dan diperkirakan pada akhir tahun telah mencapai 79%.
“Terowongan pengelak sudah jadi. Tahun ini pengambilan air irigasi sampai air baku sudah bisa berjalan tahun ini. Fondasi sudah selesai dan siap menimbun,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen Bendungan I Balai Sungai Nusa Tenggara II, Davianto Frengky Welkis. (PO/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved