Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Siap Siaga Hadapi Lonjakan Terpapar

Hilda Julaika
29/12/2020 00:25
Siap Siaga Hadapi Lonjakan Terpapar
( Sumber: Kepala Penerangan Kogabwilhan/Satgas Penanganan Covid-19/Tim Riset MI-NRC )

BUKAN saja karena masyarakat yang kepala batu dengan mengabaikan protokol kesehatan 3M saat pilkada, liburan Natal, dan Tahun Baru, melainkan minimnya 3T juga memicu lonjakan kasus positif covid-19.

Epidemiolog Dicky Budiman memperingatkan DKI Jakarta dan Pulau Jawa agar siap siaga menghadapi kasus covid-19 membesar. Lonjakan terjadi akibat mengabaikan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dan minimnya 3T (testing, tracing, dan treatment). "Bukan cuma Jakarta ya, melainkan juga semua wilayah di Jawa harus siap siaga. Ini ibarat bola salju yang semakin membesar," kata Dicky, Senin (28/12).

Bentuk persiapan yang dianjurkan berupa ketersedian rumah sakit darurat, memperkuat 3T dalam deteksi kasus. Pihaknya bahkan menyarankan skenario PSBB total Pulau Jawa.

Pasalnya, kasus terpapar di seluruh wilayah Pulau Jawa sudah tinggi. "Jadi harus disiapkan skenario terburuk supaya betul-betul efektif. Ini bukan bicara Jakarta lagi. Kondisi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur jauh lebih serius. Hanya karena cakupan tes mereka lebih rendah ketimbang Jakarta sehingga terkesan seperti tidak ada apa-apa. Padahal jauh lebih serius dan kritis daripada Jakarta," tandasnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengisyaratkan kemungkinan menarik rem darurat apabila kasus covid-19 terus melonjak di awal tahun.

Isyarat rem darurat disampaikan terkait lonjakan kasus positif di DKI Jakarta yang telah menembus 2.000 kasus dalam dua hari terakhir, yakni 2.096 pada 25 Desember dan 2.058 kasus pada 26 Desember.

"Kita akan lihat beberapa hari ke depan setelah 3 Januari 2021. Apakah dimungkinkan nanti Pak Gubernur (Anies Baswedan) akan ada emergency break," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Jakarta, kemarin.

 

Kepala batu

Kekhawatiran yang membayangi Pulau Jawa juga menjadi kekhawatiran wilayah lain di Indonesia Timur. Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, misalnya, beberapa waktu lampau aman dari virus korona kini sudah masuk zona merah covid-19.

Warga yang terpapar covid-16 mencapai 16 orang karena masyarakat dinilai kepala batu dengan tetap mengabaikan prokes. Banyak pengendara sepeda motor termasuk yang duduk di boncengan tetap tidak memakai masker saat berlalu-lalang.

Begitu juga dengan warga yang berkerumun, ada yang tanpa masker. Padahal, Satgas Covid-19 Kabupaten Sikka telah berulang kali menyampaikan adanya ancaman bertambahnya warga positif terpapar covid-19 karena warga tidak taat prokes.

Jajaran Kodim 1603 Sikka dan Polres Sikka bahkan sudah berulang kali menghukum warga yang keluar dari rumah tanpa masker dengan menyuruh mereka push up, tetapi tetap saja banyak yang membandel.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, menyatakan sosialisasi penggunaan masker kepada masyarakat tak henti-henti, tetapi kepatuhan belum maksimal.

Ia mengaku kewalahan menghadapi warga Sikka yang disebutnya kepala batu. Berbagai cara sudah dilakukan agar masyarakat menjalankan prokes dengan memakai masker saat beraktivitas di luar rumah dan sering mencuci tangan serta menjaga jarak dengan orang lain.

Kenyataannya, masyarakat tetap saja berlalu-lalang tanpa masker. "Penggunaan masker sangat penting untuk membantu memutus mata rantai penyebaran covid-19. Berikutnya kami akan memberikan tindakan tegas bagi mereka yang kedapatan tidak memakai masker," pungkas dia. (GL/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya