Dispar DIY: Kewajiban Rapid Test Antigen tidak Persulit Wisatawan

DINAS Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membantah jika keputusan yang mewajibkan pendatang atau wisatawan masuk DIY memiliki hasil rapid test antigen untuk mempersulit wisatawan yang akan masuk DIY pada libur Natal dan Tahun Baru ini.

Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Singgih Raharjo, Kamis (24/12) mengatakan, kewajiban memiliki hasil rapid test antigen itu dimaksudkan untuk mengendalikan penularan dan sekaligus untuk melindungi warga.

''Pemda DIY mengambil keputusan ini tidak untuk mempersulit tetapi untuk melindungi warga, melindungi wisatawan, dan memastikan perjalanan wisata yang dilakukan itu aman dan sehat,'' kata Singgih.

Dikatakannya, adanya keputusan itu akan menyebabkan sejumlah wisatawan yang sedianya akan masuk, membatalkan kunjungannya di wilayah DIY. Meski demikian, Singgih menegaskan sejauh ini belum mendapat informasi adanya calon wisatawan yang membatalkan kunjungannya ke DIY.

Singgih tetap meminta agar pengelola destinasi wisata di DIY dengan tegas memberlakukan kewajiban menerapkan protokol kesehatan serta memastikan wisatawan daeri wilayah lain memiliki hasil rapid test antigen. Ia menegaskan kewajiban itu sudah diatur dalam Instruksi Gubernur DIY, sehingga Dinas Pariwisata DIY tidak perlu mengeluarkan surat yang mengatur kewajiban rapid test antigen.

Adanya instruksi gubernur tersebut, menyebabkan PMI DIY di Pelemgurih, Gamping, Sleman, kebanjiran warga yang ingin mendapat layanan rapid test antigen.Petugas rapid test antigen PMI DIY, Shinta Rahma mengatakan, PMI membatasi layanan sebanyak 50 orang per hari. ''Kalau permintaannya bisa mencapai 150 orang per hari. Kami membatasi hanya 50 orang per hari,'' katanya.

Pembatasan itu, lanjutnya, karena beberapa hal. Di antaranya masih belum mencukupinya tenaga yang menangani serta reagen untuk rapid test. Rapid test antigen ini juga diwajibkan bagi mereka yang telah berusia di atas 12 tahun dan akan melakukan perjalanan dengan menggunakan kereta api jarak jauh.

Manajer Humas PT KAI Daop 6, Supriyanto, mengatakan pada hari pertama pelaksanaan rapid test antigen di stasiun bagi calon penumpang, tercatat di Stasiun Tugu diikuti 1.012 orang dan di Stasiun Solo Balapan 203 orang.

Ia mengatakan, di Stasiun Tugu ditemukan dua orang calon penumpang yang hasil rapid test antigen menunjukkan hasil reaktif. ''Kami kemudian menghubungi instansi yang berwenang menangani dan tiket yang sudah dibeli, dikembalikan penuh,'' katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Jioko Hastaryo juga mengatakan reagen untuk rapid test antigen, sedikit. ''Sediaan kami masih sedikit. Pengadaannya akan dilakukan setelah anggaran mendatang mulai digunakan,'' katanya.

Candak Mas Covid
Pada kesempatan itu, Joko Hastaryo mengungkapkan untuk menangani kasus-kasus covid-19 di Sleman, Dinas Kesehatan membentuk tim Candak Mas Covid. ''Ini akronim dari Cari dan Kendalikan Masalah Covid-19,'' katanya.

Ia mengatakan, pembentukan ini untuk  melakukan pengendalian Covid-19 secara efektif dan efisien. Ia mengatakan, dengan tim Candak Mas Covid ini, nantinya alokasi sumber daya akan lebih efektif. ''Tim akan melakukan edukasi, penelusuran dan manajemen kasus melalui Tim Gerak Cepat, manajemen data, pemenuhan logistik, hingga penanganan jenazah Covid-19,'' jelasnya.

Berbagai langkah yang dilakukan antara lain survailans aktif mencari informasi menemukan dan mengobati covid-19, pelayanan medis dengan menyediakan fasilitas kesehatan primer. Joko mengungkapkan, di Sleman layanan ini ada di 25 Puskesmas dan 12 rumah sakit yang berdasar SK Gubernur DIY, 13 rumah sakit rujukan antara yang menyandar SK Bupati Sleman, ditambah Fasilitas Kesehatan Darurat Tingkat Pertama Covid-19 di Asrama Haji Sleman.

''Edukasi yang dilakukan tidak hanya bagaimana mencegah agar tidak tertular dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat tetapi juga mengedukasi untuk mereduksi stiga masyarakat terhadap mereka yang terpapar atau pernah terpapar covid-19, penanganan jenazah dan mereduksi stigma terhadap jenazah,'' katanya.

Candak Mas Covid, ujarnya, berkomitmen melacak kasus dengan cepat maksimal 1—24 jam dengan harapan tindak lanjut penanganan dilaksanakan dengan tepat dan sesuai prosedur sehingga dapat mengendalikan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Sleman. (AU/OL-10)