Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Perkebunan Rumah, Upaya Lain Sejahterakan Petani

(WJ/DW/PT/N-3)
21/12/2020 05:40
Perkebunan Rumah, Upaya Lain Sejahterakan Petani
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo(ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.)

SYAHRUL Yasin Limpo melirik potensi dua kabupaten di Jawa Tengah, Boyolali dan Karanganyar. Keduanya dipilih untuk menggulirkan program perdana pertanian terintegrasi
atau perkebunan rumah.

“Pertanian terintegrasi dengan perkebunan, perikanan dan peternakan bisa dilakukan warga perdesaan di pekarangan rumah. Banyak potensi pertanian terintegrasi yang bisa dikembangkan di perdesaan,” ungkap Menteri Pertanian itu saat menggulirkan bantuan benih padi, kelapa, jeruk, kelengkeng, dan bibit lele di Desa Kranggan, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, dan Desa Giriroto, Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.

Ia memastikan Kementerian Pertanian akan terus memberi dukungan. Dukungan yang sama diharapkan juga datang dari gubernur dan bupati.

“Pemerintah daerah bisa membimbing masyarakat perdesaan mengembangkan tanah dan pekarangannya menjadi perkebunan rumah,” ujar mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu.

Agar program perkebunan rumah atau perkebunan rakyat itu berjalan baik, pihaknya dalam seminggu ke depan akan menyempurnakan konsep sehingga dalam pelaksanaannya bisa berjalan baik. “Kami ingin ada penambahan aneka komoditas lain agar lebih menopang kehidupan rakyat. Kami harap perkebunan rumah tidak hanya dilaksanakan di Karanganyar
dan Boyolali, tapi juga bisa berlangsung di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Uji coba ini akan berlangsung hingga setahun ke depan. Jika hasilnya baik, ia akan jadi program nasional Kementerian Pertanian untuk dikembangkan di wilayah lain.

Di Kabupaten Banyuasin, daerah penghasil beras terbesar di Sumatra Selatan, Bupati Askolani meluncurkan beras bermerek dagang Sedulang Setudung. Perdagangan beras
yang dikelola BUMD Sei Sembilang itu memanfaatkan produksi gabah petani di wilayah ini yang berlimpah.

“Sebagai daerah penghasil beras nomor 4 terbesar di Tanah Air, kita harus memiliki beras merek sendiri,” tandasnya.

Sementara itu, Dinas Pertanian Lembata, Nusa Tenggara Timur, menggerakkan para ASN, mahasiswa, dan pelajar membantu petani di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur
melakukan penanaman padi. Pasalnya, warga terlambat menanam karena terdampak erupsi Gunung Lewotolok. (WJ/DW/PT/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya