Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
MENJELANG senja cuaca semakin membaik setelah hujan turun cukup deras pada sepanjang siang menjelang sore. Mentari kemerahan terlihat muncul di balik awan dan berangsur tenggelam. Beberapa orang remaja dan keluarga masih asyik berswafoto pada spot-spot kekinian yang dibuat pihak pengelola lokasi wisata.
Masyarakat setempat menyebutnya Gunung Mayang atau Puncak Mayang. Adalah sebuah deretan perbukitan yang dikelilingi hamparan perkebunan sawit milik sebuah perusahaan swasta di wilayah Kecamatan Simpang Empat tidak begitu jauh dari ibukota Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Sempat viral saat dibuka untuk umum pada 2019 lalu, akibat imbas pandemi virus korona berpengaruh pada berkurangnya jumlah pengunjung ke wisata Puncak Mayang. Lokasi wisata dan spot swafoto yang menjadi daya tarik pengunjung pun sebagian dalam kondisi kurang terawat.
Terlepas dari itu semua, Puncak Mayang menyuguhkan panorama alam yang sangat indah. Dari puncak pengunjung akan dapat menikmati pemandangan alam hingga hampir 360 derajat. Di satu sisi akan terlihat selat Kotabaru dan Pulau Laut yang berada di seberang Pulau Kalimantan. Di sisi lain tersaji pemandangan kawasan hutan dan hamparan perkebunan kelapa sawit.
Selain spot swafoto dengan beragam bentuk, di lokasi obyek wisata ini juga terdapat berbagai fasilitas outbond, gazebo besar untuk pertemuan. Juga ada fasilitas permainan anak-anak serta maskot obyek wisata berupa bangkai pesawat tua yang kabarnya milik sebuah perusahaan perkayuan saat industri kayu berjaya di Pulau Kalimantan.
Berada di dataran tinggi cuaca di Puncak Mayang cukup sejuk. Obyek wisata ini dapat dijangkau kurang lebih 30 menit dari Kota Batulicin, ibukota kabupaten. Untuk mencapai puncak pengunjung harus melewati jalanan berbukit. Jalan tanah bercampur bebatuan ini cukup licin saat hujan dan beberapa ruas jalan memiliki tanjakan sangat curam.
Pihak pengelola obyek wisata menyediakan mobil wisata yang akan mengangkut pengunjung dari bawah ke Puncak Mayang. Namun pengunjung juga diperbolehkan membawa kendaraan sendiri ke puncak jjka berani melewati jalan berbukit dan curam tersebut.
Tarif masuk ke obyek wisata ini sebesar Rp15 ribu dan Rp20 ribu saat hari libur. Untuk anak-anak dikenakan tarif Rp7 ribu perorang. Yuli, 30 warga kabupaten tetangga Kotabaru sengaja datang ke Puncak Mayang bersama keluarganya karena penasaran setelah melihat obyek wisata ini cukup viral di media sosial.
Dongkrak Industri Perhotelan dan Kuliner Daerah
Munculnya sejumlah obyek wisata baru diharapkan dapat menumbuhkan industri pariwisata khususnya perhotelan dan kuliner di Kabupaten Tanah Bumbu. Hal ini dikemukakan Manajer Ebony Hotel Batulicin, Tangkas Candra.
Menurutnya adanya obyek wisata ikut mempengaruhi tingkat hunian hotel.
"Hotel Eboni punya paket menginap sekaligus kunjungan ke obyek wisata kepada para tamu hotel. Ini hubungan yang saling terkait dalam rangka membangun industri pariwisata daerah," tuturnya.
baca juga: 13 Kawasan Wisata di Lereng Merapi Tutup Sementara
Di Kabupaten Tanah Bumbu terdapat puluhan objek wisata yang tak kalah menariknya selain even tahunan Pesta Adat Mappanretasi. Di antaranya objek wisata yang menjadi unggulan tersebut yaitu Terumbu Karang Pantai Angsana yang tak kalah dengan Terumbu Karang Bunaken, Terumbu Karang Pantai Indah Lestari Sungai Loban, Pantai Rindu Alam, Goa Liang Bangkai (Wisata Sejarah), Siring Laut Pantai Sungai Lembu, Pantai Wahana Batu Buaya, Budaya Melasti Kecamatan Sungai Loban, serta Air Terjun Mandin Damar. (OL-3)
DATA Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar. Namun, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar dalam kondisi rusak
SUNGAI Landak di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, dikenal karena keindahan alamnya yang juga menjadi daya tarik wisata. Air sungainya yang bersih menjadi magnet tersendiri.
Keanekaragaman hayati yang dimiliki Nyaru Menteng sudah layak untuk menjadi destinasi wisata di kancah nasional.
Kampung Wisata Adat Malasigi binaan Pertamina EP Papua Field, Zona 14 Regional Indonesia Timur, berhasil meraih juara 1 Desa Wisata Rintisan dalam ADWI 2024.
Sejak 2019, PT Pertamina EP Sanga Sanga Field Bersama masyarakat Desa Kampung Lama dan Kuala Samboja melakukan upaya perlindungan habitat hewan endemik asal Kalimantan, yakni Bekantan.
Pengembangan ekowisata Danau Shuji, di Desa Lembak, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan, berbuah manis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved