Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Akibat Banjir,Target Tanam tidak Terpenuhi

22/3/2016 02:10
Akibat Banjir,Target Tanam tidak Terpenuhi
(Dok. MI)

SEDIKITNYA 6.565 hektare area persawahan di sembilan kabupaten di Kalimantan Selatan terendam banjir.

Dari total luas area persawahan itu, 294 hektare (ha) di antaranya mengalami puso.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalsel, Faturahman, menjelaskan daerah banjir terparah di Kabupaten Tanah Bumbu.

Di wilayah itu 4.419 hektare sawah terendam banjir dan 53 hektare di antaranya puso.

"Disusul Kabupaten Tanah Laut, 515 ha dengan 19 ha di antaranya puso, serta Kabupaten Hulu Sungai Utara 132 ha terkena banjir dengan 106 ha di antaranya puso," kata Faturahman, Senin (21/3).

Dia menambahkan, para petani korban banjir akan dibantu pembibitan dan sebagian mendapat ganti rugi melalui program asuransi petani.

Setiap tahun rata-rata luas area persawahan di Kalsel yang terkena banjir mencapai 12 ribu-15 ribu ha dari luas tanam keseluruhan 520 ribu ha.

Bencana banjir yang terjadi awal tahun ini menyebabkan target tanam padi musim tanam Oktober-Maret seluas 316 ribu ha diperkirakan tidak tercapai.

Banjir juga merendam ratusan rumah dan puluhan hektare sawah di Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat, Senin (21/3).

Ketinggian air mencapai 70 cm. Kepala BPBD Pasaman, M Sayuti Pohan, mengatakan banjir terjadi di Nagari Jambak, Kecamatan Lubuk Sikaping, akibat hujan lebat disertai meluapnya Sungai Batang Sumpur.

Di Cilacap, Jawa Tengah, tanggul Sungai Cikawung di Desa Karangreja, Kecamatan Cimanggu, dalam kondisi kritis.

Tanggul tersebut sempat jebol sepanjang 150 meter sebulan lalu.

Kondisi tersebut kini mengancam 500 rumah yang ada di sekitarnya.

Kepala Desa Karangreja, Sarwin, mengungkapkan berdasarkan pemantauan yang dilakukannya, ada dua titik sepanjang 300 meter yang dalam kondisi kritis.

Ia meminta dinas terkait untuk memasang beronjong guna memperkuat tanggul tersebut.

Selain banjir dan tanah longsor di beberapa daerah, hujan lebat disertai angin kencang terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya.

Koordinator Operasional Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Joko Budiono, mengatakan puncak musim hujan di DIY sudah lewat.

Saat ini Yogyakarta akan memasuki musim pancaroba.

"Yang perlu diwaspadai saat ini ialah hujan disertai petir dan angin kencang yang berpotensi muncul di saat-saat ini," jelasnya.

Karakteristik hujan pada masa pancaroba muncul pada siang hingga sore hari. (DY/LD/YH/AT/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya