Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Hutan Diusik, Kekeringan Datang

(FL/MG/RS/N- 3)
18/9/2020 04:05
Hutan Diusik, Kekeringan Datang
Relawan memasukkan air ke timba saat pendistribusian air bersih di Desa Pamoroh, Pamekasan, Jawa Timur, kemarin(ANTARA/SAIFUL BAHR)

BENCANA kekeringan selalu datang ke Jawa Timur saat kemarau tiba. Tahun ini, bencana itu kembali melanda 31 kabupaten. Amin Widodo menunjuk penyalahgunaan fungsi lahan jadi penyebabnya.

“Penyalahgunaan lahan menyebabkan kekeringan kerap terjadi. Salah satunya di lereng Gunung Penanggungan Mojokerto,” ujar pakar kebencanaan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu, kemarin.

Di Penanggungan, lahan hutan sudah berubah fungsi menjadi permukiman, pengembangan tempat wisata, dan lahan per-tanian. Akibatnya, kekeringan terjadi di musim kemarau dan banjir datang di musim penghujan karena daerah konservasi air itu tergerus.

Kekeringan di Jatim, lanjut-nya, dipicu oleh penyalahgu-naan lahan yang dapat merusak ekosistem dan fungsi lahan. “Namun, tidak bisa dimungkiri juga bahwa jenis tanah berkapur yang memiliki sifat tidak bisa menyerap air bisa menye-babkan kekeringan.

”Ia menyarankan Pemprov Jatim membuat embung seba-gai solusi jangka pendek. “Tapi embung akan sia-sia jika di wilayah hutan tidak dilakukan reboisasi.” Kekeringan juga telah me-landa Kabupaten Pamekasan.

Di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, warga terpaksa membeli untuk me-menuhi kebutuhan air bersih. Sedikitnya empat dusun sudah mengalami kekeringan dan krisis air bersih.

Sumur-sumur warga ke-ring. Mereka juga tidak bisa berharap pada pasokan air dari PDAM karena tidak ada jaringan saluran air bersih. “Kami harus patungan de-ngan tetangga untuk membeli air bersih dari mobil tangki. Harganya Rp95 ribu untuk 5.000 liter air bersih,” kata Syarofah, warga Dusun Rom-basan.

Solusi di musim kemarau disiapkan Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Sewa-ka Dharma di Kota Denpasar, Bali. Mereka sudah memba-ngun satu reservoar dan akan membangun dua lagi. “Yang pertama dibangun di Perumnas Munang Maning.

Dua lainnya di kawasan Sanur dan Denpasar Barat,” papar Dirut Tirta Sewaka, IB Gede Arsana. Cadangan air di reservoar itu bisa memenuhi ketersedia-an air bagi warga selama 24 jam setiap hari, terutama di musim kemarau. “Kami juga berencana memaksimalkan Bendungan Mertagangga se-hingga bisa memasok air baku sebesar 100 liter per detik un-tuk menyuplai air ke tiga desa.” (FL/MG/RS/N- 3



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya