Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
DUSKARNO, salah satu keluarga korban jatuhnya crane di Masjidil Haram pada 11 September 2015, menuntut pemerintah Arab Saudi untuk segera membayar santunan kepada ahli waris korban.
Hingga kini pemerintah Arab Saudi belum memberikan uang santunan bahkan kasus itu pun tidak jelas ujung penyelesaiannya.
Duskarno bersama istrinya, Iti Rastiwi Farmini, warga Jalan Nyampay No 45 RT 02/10, Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menunaikan ibadah haji pada 2015. Mereka tergabung dalam kloter 23 Kabupaten Bandung Barat dan berangkat ke Arab Saudi pada 30 Agustus 2015.
Nahas, Iti yang sedang berada di Masjidil Haram untuk mengikuti kajian bersama ratusan jemaah haji lain dari berbagai negara tewas ter-timpa crane raksasa. Duskarno selamat dari peristiwa itu karena sedang berada di penginapan.
Beberapa hari setelah kejadian, pemerintah Arab Saudi menjanjikan santunan sebesar 1 juta riyal atau Rp3,8 miliar bagi semua keluarga korban meninggal dan cacat fisik tetap, serta 500 ribu riyal atau Rp1,9 miliar untuk korban luka.
Selain soal santunan, Duskarno mendengar Kerajaan Arab Saudi juga mengundang dua orang dari keluarga korban crane untuk menjalankan ibadah haji pada tahun ini sebagai tamu kerajaan.
Namun, hingga kini janji dari Arab Saudi itu tinggal janji. “Sampai sekarang belum pernah saya mendapatkan informasi apa pun tentang santunan yang dijanjikan pemerintah Arab Saudi,” ujar Duskarno, Selasa (15/3).
Hingga kini keluarganya baru menerima santunan asu-ransi dari dalam negeri untuk jemaah yang wafat karena kecelakaan sebesar Rp37 juta. “Kalau tidak salah dicairkan pada 14 September. Uangnya langsung masuk rekening almarhum,” ungkapnya.
Ia tidak tahu mengapa pencairan santunan dari pemerintah Arab Saudi sangat lama. Bahkan dari Kementerian Agama di Jakarta hingga dae-rah, termasuk kelompok bim-bingan ibadah haji (KBIH) Tayibah yang memberangkatkan Duskarno dan istrinya, tidak pernah memberi kabar.
“Tidak etis kalau saya ujug-ujug nanya ke pemerintah. Harusnya pemerintah Indonesia yang proaktif meminta kepastian kepada pemerintah Arab Saudi,” harapnya.
Ia pun akan mencari tahu keluarga korban crane lainnya dari Jawa Barat. Sebelumnya, Duskarno pernah berkomunikasi dengan seorang guru SMA di Bandung yang keluarganya menjadi korban crane. “Setahu saya guru di Bandung juga belum dapat,” tukasnya. (DG/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved