Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
SEJUMLAH wilayah di Priangan Timur diterpa suhu dingin sejak beberapa hari ini. Suhu yudara pada malam hari bisa mencapai 19 derajat Celcius. Sementara di Kabupaten Garut suhu udara mencapai 15 derajat Celcius pada malam hari.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar mengatakan untuk sekarang ini belum menerima informasi resmi dari Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tetapi fenomena suhu dingin merupakan hal yang wajar dan itu pernah terjadi pada tahun sebelumnya.
"Suhu dingin merupakan musim peralihan dari hujan ke kemarau dan pada musim kemarau sekarang masih disertai dengan beberapa kali berawan dan hujan. Tapi memang banyak orang merasakan suhu dingin terutama pagi dan malam hari," kata Ucu Anwar, Selasa (28/7).
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG, Agie Wandala mengatakan, fenomena dingin bukan merupakan pertanda peralihan musim. Karena, sebagian besar di wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.
"Musim kemarau belum tentu tidak ada hujan, apalagi kita wilayah tropis, hujan tetap akan terjadi namun sifat hujan jauh lebih rendah. Dan fenomena suhu dingin telah terjadi pada periode Juni-Agustus, secara alamiah terjadi gerak semu matahari. Di wilayah selatan Indonesia atau Australia itu memasuki musim dingin dan bagian utara panas," ujarnya.
baca juga: Tim TMC BPPT Kembali Lakukan Operasi di Riau
Menurutnya, Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara akan mengalami fenomena intrusi udara kering ketika udara kering yang bersifat dingin dari wilayah selatan sampai ke wilayah Indonesia secara umum ke Pulau Jawa, akan timbul suhu dingin. Namun, ketika bertemu dengan daratan pada menjelang pagi suhu menurun karena di selatan Jawa terjadi suhu lebih rendah dari biasanya dan itu hal yang wajar. Bagi para pendaki gunung harus mempersiapkan peralatan menyesuaikan dengan kondisi suhu udara saat ini. (OL-3)
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.
Fenomena kemarau basah saat ini terjadi di beberapa daerah Indonesia. Berbeda dengan kemarau biasa yang kering dengan sedikit hujan, kemarau basah justru ditandai dengan hujan yang turun
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved