Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Menteri Ida Semangati Korban PHK

DG/N-2
21/7/2020 04:55
Menteri Ida Semangati Korban PHK
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah usai membuka pembekalan kewirausahaan, di BBPPK dan PKK Lembang, Bandung Barat, kemarin.(MI/Depi Gunawan)

MENTERI Ketenagakerjaan Ida Fauziyah memberi perhatian terhadap upaya pemerintah mencetak wirausahawan tangguh di tengah pandemi. Minggu (19/7) malam, dia menyemangati sekitar 200 peserta pelatih­an kewirausahaan di Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

“Saat ini jenis usaha ultramikro, mikro, dan kecil, menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Tanah Air. Di masa pandemi ini, jenis usaha ini sangat strategis bagi pekerja yang terkena PHK atau dirumahkan,” ujar Menteri.

Peserta pelatihan berasal dari 7 provinsi. Mereka dilatih dalam bidang pertanian, perikanan, peternakan, kuliner, jasa, dan industri kreatif selama 5 hari.

Sebelumnya, Menteri Ida juga meluncurkan program Padat Karya pertanian bagi buruh yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja karena pandemi. Program itu diikuti 120 warga Bandung Barat.

Mereka bekerja di lahan pertanian seluas 10 hektare di Blok Cinangela, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah. Kementerian Ketenagakerjaan memberikan pelatihan dan pendampingan hingga masa panen tiba.

“Padat Karya pertanian ini hasil sinergi dua lembaga, yaitu Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dengan Pemkab Ban­dung Barat,” tambah Ida.

Pandemi, lanjutnya, tidak hanya menyebabkan banyak pekerja di-PHK, tetapi juga berimbas pada pasar tenaga kerja yang memilih menunggu wabah berlalu. Oleh karena itu, pemerintah mengambil peran untuk melakukan perluasan kesempatan kerja, dengan melatih warga untuk memiliki usaha sendiri. Kemenaker memilih program untuk membangun ketahanan pangan.

Jumlah buruh yang terkena PHK terus meningkat, saat ini sudah mencapai 3 juta orang dan bisa mencapai 5-6 juta ­orang,” tandasnya. (DG/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya