Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Protokol Kesehatan Tetap Jadi Panglima

YK/LD/OL/JL/AP/N-2
06/7/2020 05:30
Protokol Kesehatan Tetap Jadi Panglima
Suasana Pondok Pesantren Langitan, di Dusun Mandungan, Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.(MI/M Ahmad Yakub)

KUMPULAN warga dalam jumlah besar masih akan terjadi di pasar, tempat ibadah, dan pondok pesantren. Penerapan protokol kesehatan secara ketat harus menjadi komitmen para pengelolanya.

Di Pondok Pesantren Langitan, di Dusun Mandungan, Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kepala Pengurus Pondok, Ahmad Ro’if, mengaku sudah satu bulan menyiapkan penerapan kenormalan baru. “Kami sudah jauh-jauh hari menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Salah satunya meniadakan tradisi makan bersama.”

Pesantren tertua di Tuban ini juga memberlakukan pendaftaran masuk santri baru secara bergelombang. “Hingga 15 Juli nanti,” tambah Ro’if.

Saat ini, lanjut dia, persiapan penerapan kenormalan baru sudah tuntas. Pesantren butuh waktu satu bulan untuk membangun fasilitas pendukung protokol kesehatan. Sejumlah aturan baru diterapkan, yakni santri harus membawa peralatan makan sendiri, dan satu kamar hanya diisi 5 santri dari sebelumnya 20-25 santri.

Kemarin, warga Nasrani di Tanah Air sudah mendatangi gereja untuk beribadah, setelah sejak Maret tidak ada pertemuan langsung. Untuk menaati protokol kesehatan, ibadah digelar dalam beberapa sesi.

Pendeta Gereja Kristen Jawa Purbalingga, Jawa Tengah, Rudiarto Budi Prasetyo mengaku harus menggelar tiga kali kebaktian dari sebelumnya satu pertemuan. “Kapasitas untuk jemaah dibatasi hanya 140 orang per sesi. Warga yang sudah tua disarankan untuk mengikuti kebaktian secara online.”

Gereja Katedral Denpasar, Bali, juga menggelar misa dengan protokol kesehatan yang ketat. Misa dipimpin Uskup Denpasar Mgr Silvester San, Pr. Dari kapasitas ruangan ibadah 2.000 orang, jemaah yang bisa hadir hanya 300 orang.

Yang berbeda di gereja ini, jika biasanya nyanyian diba­wakan bersama oleh jemaat, kali ini, hanya uskup yang mendaraskannya. “Protokol kesehatan tetap jadi panglima tertinggi,” kata Mgr Silvester.

Bali juga memulai kenormalan baru dengan menggelar upacara Pemahayu Jagat di Pura Besakih, kemarin. (YK/LD/OL/JL/AP/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik