Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Desa Siaga Api Dibentuk di Ketapang

Melati Yuniasari Fauziyah
03/3/2016 15:14
Desa Siaga Api Dibentuk di Ketapang
(ANTARA/Iggoy el Fitra)

SEBAGAI bentuk antisipasi dalam mengadapi kemarau 2016, Pemerintah Daerah (Pemda) Kalimantan Barat (Kalbar) dan instansi-instansi terkait mendukung penuh program Desa Siaga Api yang diluncurkan oleh anak perusahaan Golden-Agri Resources (GAR), yakni PT SMART Tbk.

Untuk tahap pertama, program dengan memberdayakan masyarakat lokal guna mencegah kebakaran ini dilaksanakan di delapan desa binaan di Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

Rencananya sembilan desa lainnya akan dilaksanakan di wilayah Provinsi Jambi pada April.

Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengatakan bahwa program yang dilakukan ini merupakan salah satu dari instruksi Presiden Joko Widodo.

"Tapi sebelum presiden menginstruksi, saya itu baik sebagai bupati maupun gubernur sudah jauh-jauh hari menghimbau para pemegang kayu untuk tidak serakah. Maksudnya serakah dalam artian, jangan semua lahan ditanami. Siapkan cadangan-cadangan air pada musim kemarau," ungkapnya saat ditemui di perkebunan PT SMART Tbk Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (3/3).

Ia pun turut mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan yang berdampak pada perubahan iklim.

"Jangan lupakan anak cucu kita, bagaimana dengan mereka kalau tidak dijaga karena panas bumi terus meningkat. Masyarakat, dunia usaha dan pemerintah bersinergi bersama-sama, kalau pemerintah yang menjalankan sendiri tidak mampu."

Lebih lanjut, melalui program Desa Siaga Api ini warga dari desa-desa yang terlibat akan diberikan pelatihan serta sarana dan prasarana pemadaman api juga intensif kepada desa terbaik yang telah berhasil mencegah dan menangani potensi kebakaran.

Intensif tersebut akan diberikan berupa bantuan pembangunan infrastruktur sosial atau pun bantuan pendampingan teknis.

"Desa-desa yang tidak ada titik api akan diberi reward berupa pembangunan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Karena program ini sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat, mereka juga diajarkan mengenai kode etik," jelas Susanto Yang, CEO PSM 7 PT SMART Tbk.

Ia pun menegaskan bahwa sejak tahun 1997 setiap karyawan harus mengikuti SOP untuk tidak melakukan pembakaran dan pembukaan lahan.

"Karyawan yang ketahuan melanggar, selain diberhentikan juga akan dilaporkan," imbuhnya.

Nantinya, 15 orang dari setiap desa akan dipilih dan mendapat pelatihan untuk menjadi sukarelawan Desa Siaga Api dari delapan desa yang dijadikan proyek percontohan di Ketapang.

Seluruh sukarelawan tersebut akan didukung dalam melakukan pemantauan titik api secara efektif, sehingga penyampaian informasi kepada tim penanggulangan dapat tersampaikan secara cepat, baik melalui surat elektronik maupun cara berkomunikasi lainnya.

Pemantauan lokasi dan titik-titik api pun akan dilakukan dengan menggunakan teknologi drone atau pesawat tanpa awak serta monitorig hot spot berbasis satelit citra dimana hasil pengolahan data tersebut akan diteruskan kepada Posko Satga Desa Siaga Api di wilayah operasinya.

"Program ini sebagai subangsi dalam menghadapi karhutla (kebakaran hutan dan lahan), karena bencana tahun lalu merugikan banyak pihak, baik dari segi ekonomi maupun banyak korban ibu dan anak yang menderita ispa," pungkas Susanto.

Ada pun pencanangan program Desa Siaga Api antara lain ditanda tangani oleh Gubernur Kalbar Cornelis, Bupati Ketapang Martin Rantan, CEO PSM 7 PT SMART Tbk, Waka Polda Kalbar Kombes Pol Joko Irianto, Kepala Desa Lembah Hijau 1 Sabran, PJS Kepala Desa Sungai Kelik Rahmat Arifin, Kepala Desa Simpang 3 Sembelangan Denor, Ketua GAPKI Kalbar P. Girsang, dan lainnya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik