Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
ADA yang tidak biasa di Puwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Sebuah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah disulap menjadi taman edukasi bagi warga.
Sehari-harinya Puwatu merupakan tempat pembuangan sampah akhir untuk masyarakat Kota Kendari.
Namun, wilayah itu kemudian tidak hanya untuk membuang sampah. Wilayah di situ menjadi taman yang dilengkapi dengan gazebo dan kolam.
Hamparan rumput menghijau dan dipenuhi pepohonan.
Taman untuk masyarakat Kota Kendari.
Ajaibnya, tidak ada bau sampah di taman itu.
Wali Kota Kendari Asrun mengatakan ribuan ton sampah hasil pembuangan sampah warga telah diolah untuk listrik, gas metana, dan taman.
"Produksi sampah di Kota Kendari terus bertambah. Untuk mengatasinya, harus diolah untuk menghasilkan energi listrik dan gas metana," ujar Asrun saat mengunjungi Puwatu pada Jumat (26/2).
Menurut Kepala Dinas Kebersihan Kota Kendari Tin Farida, sampah-sampah yang menumpuk diolah untuk menghasilkan gas metana.
Pemkot Kendari kemudian membangun infrastruktur berupa pipa yang menghubungkan sumber gas metana dengan rumah warga.
"Prosesnya mudah karena pemkot telah membuat keran-keran pipa yang dialirkan ke rumah warga. Warga tinggal menyalakan api di kompor yang sudah tersambung dengan pipa. Ini untuk mengganti gas elpiji," terang Tin.
Terdapat 130 kepala keluarga kategori miskin yang sehari-harinya bekerja sebagai pemulung mendapat bantuan gas metana itu.
"Selain untuk memasak, sampah yang kami olah untuk energi listrik yang dialirkan ke rumah warga tidak mampu," tambahnya.
Dalam sehari, 150 ton sampah diolah untuk menghasilkan gas metana dan listrik.
Tin memaparkan teknologi pengolahan sampah menjadi gas metana dan listrik itu terus dikembangkan dengan target sampai 20 tahun ke depan.
Model itu juga akan diterapkan di kota-kota lain di wilayah Sulawesi Tenggara.
Para pemulung yang mendapat bantuan gas dan listrik dari sumber ramah lingkungan berasal dari perkampungan Madani, yang dibangun Pemkot Kendari khusus bagi pemulung dan keluarganya.
Anas, pemulung sekaligus warga Kampung Madani, mengaku senang dengan layanan listrik dan gas gratis yang bersumber dari TPA sampah Puwatu.
"Kami bisa menghemat karena sudah digratiskan listrik dan gas," ujar Anas. (Halim Agil/N-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved