Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

PPDB di Flotim Gunakan Sistem Online dan Offline

Ferdinandus Rabu
02/5/2020 07:35
PPDB di Flotim Gunakan Sistem Online dan Offline
Siswa sekolah(Antara)

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di tengah pandemi covid-19, membuat pemerintah Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui dinas Pendidikan terus mencari solusi untuk menerapkan sistem secara maksimal demi menjawab kebutuhan siswa secara adil dan merata.

Namun, dinas pendidikan Flotim menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Jadi, sekolah  boleh menerapkan sistem online atau offline dalam PPDB sesuai dengan kondisi wilayah setempat.

Kepala Bidang Pembinaan SD dan SMP pada Dinas Pendidikan Flotim, Yohanes Frans Ukat saat dikonfirmasi Sabtu (2/5) mengakui epidemi covid-19 berdampak pada proses belajar mengajar dan sistem pendaftaran siswa baru.

Baca juga: Tidak Bahagia Sebabkan Sakit Jantung

"Iya memang covid-19 ini berdampak sekali bagi siswa. Tidak hanya proses belajar mengajar, tapi juga berdampak pada PPDB. Dan tahun ini, baru pertama kali, kami harus mulai menggunakan sistem daring untuk proses belajar mengajar," kata Yohanes.

Selain berdampak pada proses belajar mengajar, wabah covid-19 berdampak pada PPDB. "Sudah ada sekolah yang mulai melaksanakan PPDB menggunakan sistem daring, tapi ada sekolah yang belum siap untuk melakukannya, sehingga kami memberi keleluasaan bagi sekolah. Silakan memilih sistem yang mana yang akan dipakai, daring atau offline. Tergantung kondisi wilayah, karena masih ada beberapa wilayah yang mengalami kendala terkait terbatasnya akses telekomunikasi di daerah ini," papar Yohanes.

Bagi sekolah yang melakukan PPDB sistem offline, kata Yohanes, artinya sekolah tersebut membuat formulir pendaftaran. "Formulir tersebut kemudian diantar ke desa-desa. Warga bisa mengambilnya di desa. Setelah diisi oleh calon siswa, formulir diserahkan kembali ke sekolah," sambungnya.

Sistem ini, imbuh Yohanes, untuk menyasar siswa yang terbatas akses telekomunikasinya, termasuk yang tidak memiliki handphone.

Semua sistem yang diterapkan ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan siswa. "Selain itu, agar memberi kesempatan bagi siswa secara adil dan merata. Keterbatasan akses telekomunikasi bukan berarti menghambat pendaftaran. Kami tetap berikan kebebasan bagi sekolah. Silakan menggunakan sistem online atau offline. Intinya tidak menyulitkan siswa untuk melakukan pendaftaran," pungkasnya. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik