Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Petrus Bakus Diduga Idap Skizofrenia

AR/Beo/N-4
27/2/2016 01:20
Petrus Bakus Diduga Idap Skizofrenia
(ANTARA/M AGUNG RAJASA)

PETRUS Bakus, polisi berpangkat brigadir yang sehari-hari bertugas di Satuan Intelejen dan Keamanan Kepolisian Resort Melawi, Kalimantan Barat, diduga membunuh dua anak kandungnya yang masih balita.

Petrus membunuh anaknya dengan cara memutilasi mereka saat ibu korban tidur.

"Kejadiannya berlangsung pada Jumat (26/2) dini hari di tempat tinggal mereka, asrama polisi Melawi. Setelah memutilasi kedua anaknya, pelaku sambil membawa parang berlumuran darah membangunkan istrinya Windri Hairin Yanti. Pelaku mengabarkan kejadian yang baru saja ia lakukan. Ia juga mengincar Windri untuk dibunuh," jelas Kabid Humas Polda Kalimantan Barat, AKB Arianto, Jumat (26/2).

Windri berhasil melarikan diri saat ia meminta suami-nya mengambilkan air putih.

"Istrinya melarikan diri dan meminta tolong warga asrama," tambahnya.

Warga asrama kemudian memberikan pertolongan. Jasad kakak-beradik dengan mengenaskan sudah dibawa petugas ke rumah sakit.

Polisi masih mendalami motif pembunuhan itu. Petrus diduga mengalami gangguan mental.

Ia kini mendekam di tahanan Polres Melawi.

Kasus pembunuhan anak itu mendapatkan perhatian Polda Kalimantan Barat, Brigjen Arief Sulistyanto.

Ia pun langsung meluncur ke Melawi dengan menempuh perjalanan darat selama 7 jam.

Kedatangan Kapolda ke Malawi bertujuan memantau dan memberikan supervisi terhadap penanganan kasus itu.

Kapolda Kalbar Arief Sulistyanto mengungkapkan, berdasarkan keterangan istri Petrus, dalam sepekan terakhir, suaminya sering marah-marah dan mengatakan ada makhluk halus yang mendatangi dan membisiki sesuatu.

"Diduga Petrus mengalami skizofrenia," ujar Arief.

Pada bagian lain, Kapolri Jendral Badrodin Haiti yang menanggapi kasus Petrus menyatakan, untuk menjadi polisi, seseorang harus melalui beberapa tahapan tes kejiwaan.

"Pengawasan juga dilakukan oleh atasan. Tapi, kalau tidak ada tanda-tanda keanehan, bagaimana bisa tahu. Keanehan itu kan biasa-nya saat-saat tertentu, misal sedang ada masalah. Nah, keluarganya mungkin tahu," kata Badrodin di Jakarta.

Kasus tersebut juga menyita perhatian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Dalam pernyataan terbuka, KPAI mengutuk tindakan kriminal yang dilakukan Petrus Bakus terhadap kedua anak kandungnya dengan cara sadis.

KPAI meminta kepolisian melakukan langkah-langkah internal untuk mendalami faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindakan biadab itu.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya