Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Upsus Pajale Klaten Lampaui Target

Djoko Sardjono
25/2/2016 11:55
Upsus Pajale Klaten Lampaui Target
(Kabupaten Klaten optimis mampu mewujudkan swasembada pangan -- MI/Djoko Sardjono)

SEBAGAI salah satu lumbung pangan nasional, Kabupaten Klaten, Jateng, berupaya terus meningkatkan produksi padi, jagung, dan kedelai (pajale) guna mendukung swasembada pangan yang diprogramkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Presiden menargetkan swasembada pangan dalam tiga tahun, mulai 2015 hingga 2017. Untuk mendukung program tersebut, Pemkab Klaten menggandeng jajaran TNI (Kodim 0723/Klaten) melaksanakan program upaya khusus (upsus) peningkatan produksi pajale.

Melalui program upsus, Klaten berhasil meningkatkan produksi pajale. Pada 2015, produksi padi 425.193 ton dari target 394.160 ton, jagung
94.003 ton atau melampaui sasaran 83.437 ton, dan produksi kedelai dari target 5.369 ton terealisasi 6.026 ton.

Kemudian, untuk pelaksanaan program upsus pajale tahun kedua (2016), Klaten mematok sasaran luas tanam padi 69.864 hektare (ha) dan produksi 402.310 ton, luas tanam jagung 11.814 ha dan produksi 91.558 ton, dan luas tanam kedelai 2.743 ha dan 5.456 ton.

Kepala Dinas Pertanian Klaten Wahyu Prasetyo mengatakan, untuk mencapai sasaran program peningkatan produksi pajale dalam mendukung swasembada pangan nasional itu yang terpenting ialah ketersediaan pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan petani.

"Selain itu, sarana produksi seperti benih bersertifikat, alat pengolah tanah (handtractor), alat tanam padi (transplanter), dan alat panen (combain harvester) serta sarana irigasi yang baik," imbuhnya, Kamis (25/2).

Sementara, alokasi pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di Kabupaten Klaten pada 2016, berdasar Peraturan Gubernur Jateng No 83 Tahun 2015, urea 27.000 ton, SP-36 2.100 ton, ZA 10.460 ton, NPK 13.130 ton, dan organik 4.840 ton.

Padahal, Klaten ajuan kebutuhan pupuk bersubsidi untuk urea sebesar 29.446 ton, SP-36 4.899 ton, ZA 14.140 ton, NPK 20.028 ton, dan organik 10.737 ton. Ajuan kebutuhan pupuk itu sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok tani (RDKK) 2016.

Adapun realisasi penyerapan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian pada Januari, menurut Wahyu Prasetyo, pupuk urea sebanyak 2.658 ton (10%), SP-36 186 ton (9%), ZA 674 ton (6%), NPK 1.016,5 ton (8%), dan organik 225 ton (5%).

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Joko Siswanto menambahkan, jika alokasi pupuk bersubsidi tahun ini tidak mencukupi kebutuhan petani
seperti tertuang dalam RDKK, hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Karena, Dinas Pertanian akan mengajukan tambahan alokasi lagi ke provinsi.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik