Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Batam Bersatu Melawan Covid-19

MI
17/4/2020 03:55
Batam Bersatu Melawan Covid-19
Tinjauan Bapak Presiden Joko Widodo ke Rumah Sakit Khusus Covid-19 di Galang.(Dok. Pemko Batam)

HAMPIR sebulan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) Kota Batam terbentuk. Berbagai langkah antisipasi penularan covid-19 sudah dilakukan Gugus Tugas yang dipimpin oleh Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, tersebut.

Pertama, sejak 17 Maret 2020 Pemko Batam memutuskan agar proses belajar dengan sistem tatap muka di sekolah ditiadakan dan pelajar di Batam melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring dari rumah masing-masing. Namun, ruang-ruang di gedung sekolah tetap harus dibersihkan secara rutin hingga disemprot disinfektan.

Penyemprotan disinfektan juga dilakukan di lokasi keramaian lain. Seperti fasilitas olah¬raga di Dataran Engku Putri, perkantoran pemerintahan, pelabuhan, bandara, halte dan bus Trans-Batam, masjid, gereja, dan rumah ibadah lainnya, kampus, rumah sakit, rumah warga hingga jalan raya. Tak hanya oleh instansi pemerintah, penyemprotan juga dilakukan oleh TNI, Kepolisian, dan swasta.

Sejak Covid-19 terkonfirmasi di Batam, pemerintah mulai memberlakukan kebijakan social distancing. Pekerja yang bisa melaksanakan pekerjaan dari rumah diimbau untuk mengikuti agenda ‘work from home’. Sementara itu bagi warga yang tidak punya kepentingan mendesak, diminta untuk ‘stay at home’ atau tetap berada di rumah. Tujuannya tak lain untuk meminimalisasi potensi penyebaran covid-19 antar individu dengan mengurangi interaksi langsung orang per orang.

Selanjutnya, guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini, pemerintah juga menggalakkan penggunaan masker. Sesuai arahan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), orang yang sehat juga tetap diminta mengenakan masker kain. Sementara itu masker bedah khusus untuk mereka yang sakit serta tenaga medis.

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, juga terus mengampanyekan rajin cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir. Dukungan dari berbagai pihak muncul. Yaitu dengan dipasangnya sarana cuci tangan di tempat-tempat umum. Pemasangan fasilitas cuci tangan ini dilaksanakan dengan dana tanggung jawab sosial perusahaan yang ada di Batam.

Sokongan berbagai pihak juga muncul berupa bantuan logistik,  baik logistik medis untuk penanganan Covid-19 oleh tenaga kesehatan, maupun bahan pangan pokok (sembako) yang akan dibagikan kepada warga terdampak Covid-19. Sumbangan berupa uang tunai pun terus masuk dari berbagai kalangan dan masyarakat umum.

Berkat koordinasi Wali Kota sekaligus Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, kepada Pemerintah Singapura berbagai bantuan didapat dari negara tetangga tersebut. Mulai dari APD, thermal scanner untuk Bandara dan Pelabuhan, 2 Unit PCR berikut 20.000 tes kit, bahkan terakhir diperoleh bantuan 210.000 liter cairan hand sanitizer yang akan didistribusikan ke seluruh warga Batam.

Ratusan ribu masker diberikan kepada Gugus Tugas Covid-19 Batam. Masker bantuan ini kemudian dibagikan ke tim di lapangan termasuk tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit dan Puskesmas. Juga ke kecamatan-kecamatan serta instansi vertikal yang ada di Kota Batam.

Dalam rangkaian donasi, kontribusi datang dari berbagai pihak. Antara lain pemerintah Singapura, APINDO, PSMTI, Yayasan Tzu Chi, Batam Singapura Community Club, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batam, Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Kepri, Asosiasi Distributor Bahan Pokok (BAPOK) Kota Batam, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Batam, Temasek Foundation Singapura, Bank Riau Kepri, Bank Dana Nusantara, BRI, Bank Mandiri, Bank BJB, dll.

Pemerintah juga melakukan penyisiran terhadap warga yang masuk kategori orang dalam pengawasan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Ribuan ODP dan PDP sudah terdata dari hasil penyisiran tim 12 kecamatan se-Kota Batam. Termasuk warga yang kontak langsung dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Dalam hal pengawasan berbagai kebijakan pemerintah terkait Covid-19 ini, Gugus Tugas juga mengerahkan tim penindakan. Tim yang terdiri atas TNI, Polri, Satpol PP, dan Direktorat Pengamanan BP Batam ini rutin turun ke berbagai titik keramaian Kota Batam setiap malamnya.

Warga yang didapati berkumpul di keramaian diminta untuk segera bubar. Selain itu, tempat hiburan malam juga diminta untuk tutup sementara waktu. Penjual makanan diimbau untuk menjual khusus bawa pulang sehingga diharapkan tidak ada pembeli yang duduk-duduk di tempat makan. Karena pada semua kegiatan itu berpotensi terjadi penularan virus.

Kota Batam sedang memperketat pelaksanaan social distancing untuk memutus mata rantai Covid-19. Keputusan ini diambil dalam rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) bersama pihak terkait lainnya di Dataran Engku Putri Batam Center.

“FKPD sepakat, untuk melakukan social distancing seluruh Kota Batam butuh pengamanan yang banyak. Maka pelaksanaannya dibagi per zona wilayah, supaya pihak pengamanan cukup,” kata Wali Kota Batam, Muhammad Rudi.

Ia paham banyak pihak termasuk masyarakat yang ingin Batam memberlakukan lockdown. Namun ia menegaskan bahwa kebijakan tersebut adalah keputusan pemerintah pusat. Tidak bisa ditentukan oleh pemerintah daerah.

Kota Batam memiliki 12 kecamatan. Sebanyak 9 kecamatan berada di pulau utama (mainland). 3 kecamatan di pulau penyangga (hinterland). Dalam kegiatan karantina nanti, rencananya dibagi menjadi tiga kecamatan per zona.

Saat karantina berlangsung, pemerintah akan menyiapkan kebutuhan pokok pangan bagi masyarakat. Bantuan yang diberikan berupa 20 kg beras, 3 kg gula pasir, dan 2 liter minyak goreng. Setiap kepala keluarga menerima satu paket bahan pokok (sembako) untuk memenuhi kebutuhan satu bulan. Paket Sembako yang tengah disiapkan Pemko Batam sekitar untuk 260.000 Kepala Keluarga terdampak Covid-19, yang rencananya akan mulai didistribusikan pekan depan.

“Sembako ini akan diberikan kepada yang membutuhkan. Bukan hanya penduduk yang biasa menerima bantuan rutin dari pemerintah. Tapi juga pekerja harian yang terpaksa berhenti dengan kebijakan diam di rumah ini. Misal ojek, sopir taksi, pedagang kaki lima yang sehari-hari bisa menghidupi keluarga karena harus di rumah jadi tidak bisa hidupi keluarganya,” ujarnya.

Bagi warga yang tergolong mampu, Rudi berharap bisa menghidupkan diri sendiri selama masa karantina. Tidak berharap bantuan pemerintah seperti warga yang benar-benar membutuhkan.

“Dalam waktu dekat, kelurahan bersama RT/TW akan mendata warga yang terdampak. Akan didata per nama, per alamat, dan per nomor telepon. Jadi ketika karantina berlangsung, mereka akan dihubungi melalui telepon untuk diberikan sembako,” kata Rudi yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam ini. 

Menurutnya, saat ini BP Batam sedang mengupayakan pengadaan sembako dari luar negeri. Ketika bahan pokok ini tiba, karantina per zona sudah bisa dilakukan segera.

“Begitu sembako tiba, bisa langsung dikarantina zona pertama. Nanti untuk zona kedua, bisa dari Pemerintah Kota Batam sembakonya. Kalau ini jalan, maka karantina mandiri benar-benar bisa dilakukan. Tujuan memutus mata rantai berkembangnya Covid-19 ini bisa terwujud,” kata dia.

Rudi menjelaskan, karantina per zona akan dilaksanakan dalam waktu 14 hari sesuai masa inkubasi penyakit Covid-19. Jika dalam masa karantina ada warga yang sakit dengan gejala Covid-18, akan langsung ditangani petugas medis.

“Dengan ini akan mempermudah kami sebagai penyelenggara. Apabila ada yang sakit, kita uji dengan rapid test dulu. Lalu bila perlu dilanjutkan tes swab di pusat,” tutur mantan legislator DPRD Kota Batam ini.

Rudi menegaskan, selama masa karantina zona ini perusahaan tetap bisa beroperasi. Namun ada kewajiban yang harus dijalankan misal menyiapkan masker, sarana cuci tangan atau hand sanitizer, serta mengatur jarak antar pekerja.

“Untuk yang bekerja silakan tetap bekerja. Jadi yang akan kita tertibkan dalam masa karantina ini adalah warga yang tidak bekerja tapi masih berkeliaran. Kalau tidak ada kegiatan, kita mohon tidak berkeliaran,” pesannya.

Komandan Kodim 0316/Batam, Letkol Inf Ahmad Daud Harahap, menjelaskan pembagian zonasi ini untuk mempermudah koordinasi di lapangan karena personel yang terbatas.

“Untuk pengamanannya nanti personel gabungan TNI, Polri, Satpol PP. Memang untuk membuat nol kasus sulit. Tapi menurunkan persentase yang harus dilakukan bersama,” tegasnya.

Untuk penanganan PDP, pemerintah sudah meyiapkan 14 rumah sakit swasta. Dua rumah sakit pemerintah sebagai rujukan. Sementara itu fasilitas di Asrama Haji dan 2 Twin Block Rusunawa Tanjunguncang telah siap untuk pelaksanaan karantina dan  pemantauan ODP.

Pemerintah, sambung Rudi, juga sudah menyiapkan rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) khusus penyakit infeksi termasuk Covid-19 di Galang. Ini juga salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi Covid-19. Fasyankes ini memiliki kapasitas 1.000 tempat tidur yang baru diresmikan pada 6 April 2020 oleh Pangkogabwilhan (Laksdya TNI Yudo Margono) di Galang.

Pemko Batam berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan tersebut laju penyebaran covid-19 di Kota Batam dapat ditekan, bahkan dihentikan. (S1-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya