Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Erupsi Bromo belum Ganggu Produksi Beras

Bagus Suryo
22/2/2016 15:11
Erupsi Bromo belum Ganggu Produksi Beras
(ANTARA/Umarul Faruq)

PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, Jawa Timur, menyatakan erupsi Gunung Bromo belum mengganggu ketahanan pangan.

"Abu vulkanik tidak mengguyur tanaman padi," tegas Kepala Dinas Pertanian Pemkab Probolinggo Mahbub Zunaidi kepada Media Indonesia,
Senin (22/2).

Sejauh ini areal tanam padi cukup aman dari guyuran abu vulkanik.Diharapkan, pada Maret mendatang mulai panen raya. Dengan begitu, sebulan kedepan sudah ada pasokan beras guna menambah stok pangan di Jatim. Erupsi hanya mengurangi produksi komoditas penting selain beras yakni jagung mencapai 860 ton. Produksi kentang juga anjlok 23 ribu ton.

Kepastian areal padi tidak ada kerusakan setelah pihaknya mengecek secara detail daerah terdampak erupsi. Petani yang menanam padi pun belum ada yang melaporkan terjadinya kerusakan. Sekarang, ada panen padi tapi belum banyak. Sedangkan harga gabah dinilai stabil, untuk gabah kering panen Rp3.900 per kg dan gabah kering giling Rp4.700 per kg.

"Kami berharap panen raya sesuai target. Setidaknya sama seperti tahun 2015 mampu produksi 340 ribu ton, surplus setara beras 87 ribu ton," ujarnya.

Ia mengungkapkan erupsi hanya berdampak pada tanaman sayur mayur. Sejak Gunung Bromo berstatus siaga 4 Desember 2015, areal pertanian sayur di Kecamatan Lumbang, Sumber dan Sukapura, mengalami puso.

Seharusnya, petani sudah panen. Sebab usia tanam kentang selama 50-60 hari, kubis 30-50 hari, bawang prei 2-3 bulan, sawi 20-35 hari, tomat
50-80 hari dan jagung 20-50 hari. Kerugian mencapai Rp115 miliar sudah dilaporkan ke Kementerian Pertanian. "Sejauh ini belum ada bantuan karena masih erupsi," katanya.

Abu vulkanik merusak tanaman kentang di Kecamatan Sukapura mencapai 900 ha. Abu juga menimbun tanaman kubis di kecamatan itu seluas 160 ha, sawi 82,5 ha, tomat 32 ha dan bawang prei 6 ha.

Kerusakan akibat erupsi juga terjadi di Kecamatan Sumber, tanaman kentang yang rusak seluas 1.210 ha, kubis 65 ha dan bawang prei 175 ha.

Kerusakan pertanian serupa di Kecamatan Lumbang adalah kentang 365 ha, kubis 32 ha, bawang prei 7 ha, sawi 3 ha dan jagung 115 ha.

Kerugian yang dialami petani mencapai Rp115 miliar karena biaya produksi tanaman kentang mencapai Rp45 juta per ha, kubis Rp3,8 juta per ha, bawang prei Rp18,3 juta per ha, sawi Rp14,1 juta per ha, tomat Rp129 juta per ha dan jagung Rp5,8 juta per ha. Akibat erupsi Gunung Bromo, pasokan sayur di Jatim menjadi berkurang. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik