Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SEJUMLAH petani di Temanggung, Jawa Tengah mengatakan tanaman cabainya terserang penyakit patek selama musim penghujan. Selain menyebabkan hasil panen kering dan rusak, kondisi ini juga menjadi salah satu faktor pemicu tingginya harga cabai.
Slamet,45, petani di Sroyo, Kelurahan Madureso, Temanggung mengaku menanam 1.000 batang tanaman cabai rawit merah atau cabai sret. Namun lebih dari 50 persennya terserang penyakit patek sejak musim hujan sekitar Desember lalu.
"Semula hanya muncul bintik-bintik coklat pada buah cabai, lama-lama makin kering, lalu membusuk," kata Slamet, Minggu (16/2).
Cabai yang sudah terserang patek, menurur Slamet, sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Sebab jika tetap digunakan untuk memasak, rasanya pasti tidak enak. Karena itu tidak ada cara lain selain membuang cabai yang sudah terkena hama tersebut.
Slamet mengaku telah mencoba berbagai jenis obat untuk mengatasi serangan patek. Antara lain obat pertanian abasel, ditan, dan trakol. Namun upayanya sia-sia. Patek makin menyebar pada tanaman cabai lainnya yang semula masih sehat.
"Kalau sudah teekena patek pasti tidak laku dijual," kata Slamet.
Penyakit patek juga membuat produksi cabai turun drastis. Biasanya, setelah usia tanaman 3,5 bulan, petani sudah bisa memanennya. Panen dilakukan dalam 30 kali petikan tiap tiga hari sekali. Jika hasilnya bagus, tiap panen bisa mendapat 60 kilogram cabai sekali petik.
Hasil panen yang masih bisa diselamatkan dari patek, kata Slamet terjual dengan harga Rp60 ribu per kilogram. Ia menjualnya pada seorang pengepul. Namun di pasar, harga cabai sudah mencapai Rp85 ribu per kg. Dalam kondisi normal cabai dipasarkan dengan kisaran harga Rp 20-24 ribu per kg.
Ratno,50, petani lainnya mengalami hal serupa. Sebagian besar tanaman cabainya juga terserang patek. Ia menanam 1.500 batang tanaman cabai sret atau rawit merah.
"Patek memang tidak menyebabkan petani rugi, karena cabai yang masih sehat masih laku terjual dan harganya tinggi. Namun hasil yang didapat hanya pas saja," kata Ratno. (OL-13)
HARGA cabai merah di kawasan Provinsi Aceh, sejak sepekan terakhir turun.
Harga cabai merah saat ini hanya berkisar Rp16 ribu per kilogram di sejumlah sentra pasar di Sumut.
“Masyarakat jadi mengurangai jumlah pembelian dan itu mengakibatkan stok cabai di pedagang lambat habisnya,”
DUA pekan pascahari raya Idul Fitri atau Lebaran 2025 yakni pada Senin (14/4) harga cabai di Purwokerto, Jawa Tengah masih bertahan di angka yang tinggi.
Sejak beberapa hari terakhir sebelum hari Nyepi hingga tiba hari Idul Fitri, harga cabai rawit masih bertahan tinggi yakni Rp130 ribu/kilogram (kg).
Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Bali tembus hingga Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved