Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Guru Harus Ajarkan Pancasila Dengan Mengikuti Zaman

Cikwan Suwandi
01/12/2019 17:05
Guru Harus Ajarkan Pancasila Dengan Mengikuti Zaman
Sebanyal 150 guru PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) di Karawang, Jawa Barat mengikuti sosialisasi Empat Pilar Kenegaraan.(MI/Cikwan Suwandi )

SEBANYAK 150 guru PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) di Karawang, Jawa Barat mengikuti sosialisasi Empat Pilar Kenegaraan. Mereka pun diminta untuk mengajarkan secara fundamental Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika kepada muridnya.

Acara yang digelar oleh Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustopa tersebut, menghadirkan pemateri Fauzan Ali Rasyid, Dekan Fakultas Syariah dan Hukun (FSH) UIN SGD Bandung.

"Kami hanya ingin memberikan pemahaman, harus ada metode yang jauh mengikuti zaman dalam mengajarkan empat pilar ini kepada murid-murid. Sehingga hal tersebut bisa diikuti oleh para murid saat ini," kata Fauzan kepada Media Indonesia usai memberikan materi di Karawang, Minggu (1/12/2019).

Fauzan mengakui saat ini banyak sekali genarasi penerus yang tidak mengamalkan nilai-nilai dari Pancasila. Pasalnya, pengajaran Pancasila saat ini dinilainya tidak mengikuti zaman di sekolah.

"Tadi ada ide-ide bagus. Para guru ingin melakukan melalui film-film pendek untuk mengajarkan murid. Lalu mereka juga meminta supaya ada lomba-lomba yang membangkitkan kembali nilai-nilai pancasila kepada murid-murid,"katanya.

Dijelaskan Fauzan, Pancasila sebagai nilai jati diri bangsa, budaya dan agama harus bisa diterapkan di tatanan sosial masyarakat. Sebab, Pancasila merupakan ideologi bangsa yang kuat, di tengah kebinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sementara itu Saan Mustopa mengatakan, fenomena saat ini menunjukkan bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terutama kemerosotan akhlak dan degradasi wawasan kebangsaan.

"Seperti tercermin dalam perilaku yang lebih mengedepankan nilai-nilai individualisme, pragmatisme dan liberalisme. Hal ini menggerus nilai-nilai gotong-royong, musyawarah mufakat, toleransi, persatuan dan kesatuan. Jadi harus ada perubahan mulai dari lapisan paling bawah," katanya.

baca juga: Mendagri Cek Persiapan PON XX di Papua

Di tempat sama, Kepala SMAN 1 Pedes, Jaji Hanuji Kartaatmaja menjelaskan, sosialisasi ini akan diterapkan kepada siswanya, juga akan menindaklanjuti beberapa gagasan untuk mengajarkan nilai Pancasila lebih variatif melalui cerdas cermat dan film pendek.

"Kita akan terus melakukan penguatan nilai Pancasila kepada siswa," ujarnya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik