BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan peralatan sistem peringatan dini (early warning system/EWS) banjir lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi berfungsi dengan baik.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan mengatakan menjelang musim hujan ini pihaknya telah mengecek peralatan EWS. "Seluruh EWS yang dipasang di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kondisi baik. Semua ready," kata Makwan, kemarin.
Beberapa waktu belakangan Gunung Merapi terus memuntahkan material sehingga muncul kubah lava yang terdiri atas sekitar 397 ribu meter kubik material vulkanis. Namun, ujarnya, hal itu tidak mengganggu EWS yang sudah terpasang di 20 titik.
Peralatan itu dipasang sepanjang alur Sungai Gendol, Opak, Krasak, Boyong, dan Sungai Kuning. Semuanya berada di wilayah Kabupaten Sleman.
Menurut Makwan, EWS akan dibunyikan saat ada lahar Merapi yang terbawa air hujan berpotensi mengancam permukiman penduduk di sekitar aliran sungai. Saat ini belum terjadi hujan deras di kawasan puncak Gunung Merapi sehingga potensi banjir lahar relatif kecil.
Jika lahar terbawa air hujan, itu tidak akan terlalu membahayakan permukiman penduduk karena saat ini sungai yang berada di lereng Merapi sangat dalam. Ia mencontohkan di alur Sungai Gendol. Bekas galian pasir di sepanjang sungai masih bisa menampung material vulkanis sisa-sisa erupsi yang terbawa arus air.
"Lahar hujan diprediksi tidak akan sampai ke daerah bawah," tuturnya. Selain itu, lanjutnya, bendungan penampungan material vulkanis juga banyak dan kapasitasnya besar sehingga potensi aliran banjir lahar hujan yang membahayakan permukiman penduduk kecil.
Sementara itu, BPBD Karawang, Jawa Barat, memasang satu alat EWS bencana banjir di Sungai Citarum. Alat itu akan memantau ketinggian air Sungai Citarum ketika musim hujan.
"Tahun ini kita sudah pasang EWS di pertemuan antara Sungai Citarum dan Sungai Cibeet di wilayah Kedunggede," kata Sekretaris BPBD Karawang Supriatna.
Tanah bergerak
Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menginformasikan wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berpotensi terjadi gerakan tanah saat musim hujan yang diprakirakan mulai terjadi pada awal November mendatang.
Berdasarkan data PVMBG Badan Geologi, seluruh wilayah atau sebanyak 16 kecamatan di Bandung Barat masuk berpotensi menengah dan menengah tinggi gerakan tanah. Bahkan, beberapa kecamatan seperti Lembang, Parongpong, dan Cisarua juga berpotensi terjadi banjir bandang.(CS/DG/RF/FB/N-1)