Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
Pakar transportasi laut dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning ST MSc CMarTech
GMRINA mengatakan bahwa kapal pengangkut ternak di Indonesia masih kurang. "Kapal ternak di kita masih terbilang kurang, sehingga pemerintah harus membangun kapal-kapal khusus pengangkut ternak guna mengatasi masalah distribusi pangan nasional," katanya JUmat (29/1).
Angkutan hewan, ternak seperti sapi dari Indonesia timur ke Pulau Jawa menggunakan kapal kargo umum yang telah
dialihfungsikan, padahal konstruksi kapal kargo tidak didesain untuk mengangkut ternak, sehingga tidak memiliki kandang khusus yang dilengkapi dengan sanitasi.
Di Australia, setiap pengekspor sapi harus menggunakan kendaraan itu apabila akan mengirimkan sapi ke negara lain," paparnya. Menurut dia, Australia mensyaratkan pengekspor sapi menggunakan kapal seluler sebagai "animal ethic", sehingga negara Australia tersebut dinilai memang paling perhatian tentang konstruksi kapal ternak, mulai pengiriman
sampai rumah potong.
"Meskipun waktu tempuh kapal antara Australia dan Kupang ke Jakarta sama-sama memakan 1 minggu, tetapi kondisi ternak ketika tiba akan berbeda. Sapi dengan kapal kargo tidak akan berada dalam kondisi bugar sehingga mempengaruhi harga jualnya," ujarnya. Sapi-sapi yang stres, lanjutnya karena menggunakan kapal kargo yang tidak sesuai standar kapal ternak, akan mempengaruhi harga, bahkan bisa menyebabkan sapi-sapi banyak yang mati karena susah tidur, kepanasan, serta
tidak ada makanan dan minuman.
"Masalah rantai pasokan inilah yang menjadi penyebab kelangkaan daging sapi saat ini, sehingga mempengaruhi harga sapi mencapai Rp140.000 di beberapa pasar di Indonesia. Mobilitas ternak dari daerah-daerah surplus sapi tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat," jelasnya. (Ant/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved