PERGELARAN Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2019 di Ternate, Maluku Utara, awal September, mendapat perhatian besar masyarakat. Pergelaran yang dilakukan di Benteng Oranje itu menjadi momentum kebangkitan dunia pariwisata di Ternate.
"Benteng Oranje berdiri sejak 1607. Kami sudah merevitalisasinya sejak 2011 dan akan selesai tahun ini," ujar Wali Kota Ternate, Burhan Abdurahman.
Ia pun mendorong lebih banyak kegiatan kreatif digelar di benteng ini. "Kami berharap ke depan, Benteng Oranje akan jadi tujuan kunjungan wisata yang utama."
ICCF 2019 dibuka secara resmi oleh Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman dan Sekretaris Umum Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Arief Budiman. Sejak pembukaan, acara sudah ramai oleh warga dan pengunjung dari luar pulau.
Sarat pertunjukan budaya, pembukaan acara diramaikan tabuhan tifa, alat musik tradisional khas Maluku Utara, serta tarian tradisional Coka Iba, Togal, dan Kapita.
Karnaval budaya menjadi kegiatan pembuka dalam rangkaian acara ICCF 2019. "Kami melihat kebersamaan warga dan para pengunjung yang sengaja datang dari luar pulau untuk bersama-sama merayakan keberagaman seni dan budaya yang direpresentasikan para penampil karnaval. Parade warna-warni seni dan budaya tradisional ditampilkan dalam parade sepanjang Kedaton Kesultanan dan Benteng Oranje. Tepat seperti misi yang diusung, yakni Merajut Kembali Indonesia," tambah Arief.
Masih terkait dengan upaya menghidupkan pariwisata, Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, tetap diproyeksikan mampu menyedot lebih banyak wisatawan datang. "Kementerian Pariwisata menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara bisa mencapai minimal 1 juta orang ke Candi Borobudur selama 2020," ungkap Menteri Pariwisata, Arief Yahya, kemarin.
Kehadiran Bandara Yogyakarta International Airport dengan berbagai fasilitas yang dimilikinya diharapkan semakin memudahkan turis asing datang ke Borobudur. Terakhir, wisatawan mancanegara yang datang lewat Bandara Adisutjipto hanya mencapai 138.600 orang per tahun.
Sementara itu, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, terus mengembangkan wisata minat khusus dengan berbagai kearifan lokalnya. Begitu juga dengan Tasikmalaya, Jawa Barat, yang memilih wisata halal untuk pengembangan di masa mendatang. (AT/YH/AD/N-2)