Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AGROEXPO namanya. Awalnya lanskap tandus, hanya ditumbuhi ilalang. Berlokasi di kaki Gunung Ijen dengan ketinggian 450 mpdl di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Siapa sangka, dalam waktu 3 bulan lahan seluas 10,6 hektare milik Pemkab Banyuwangi itu kini setengahnya disulap menjadi destinasi wisata edukasi nan elok.
Bunga marigold berwarna kuning, merah, dan kuning tua ditata beriringan dengan bunga elisia semburat merah yang terlihat mencolok di antara puluhan tanaman bunga. Padi black madrass yang tumbuh ditata di antara pepadian hijau menawan mata.
Ada juga kedelai edamame, kacang panjang, vanila berbaur di antara tanaman pangan lainnya. “Di sana ada ratusan jenis tanaman mulai aneka tanaman perkebunan, holtikultura, tanaman pangan, serta peternakan,” kata Kadinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan kepada Media Indonesia.
Saat menjelang sore hari, Kamis (25/4), lanskap indah itu diresmikan sekaligus dibuka untuk masyarakat umum oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Pemkab Banyuwangi memang tengah gencar menjadikan ‘Bumi Blambangan’ menjadi magnet untuk wisatawan. Tak tanggung-tanggung, Bupati Abdullah Azwar Anas menargetkan setiap tahunnya ada 20 destinasi baru dibuat di Banyuwangi.
Target prestisius itu tak mungkin terlaksana jika hanya mengandalkan Dinas Pariwisata. Anggarannya terlalu kecil. Untuk itu, Bupati Anas menempatkan Dinas Pariwisata sebagai ‘payung kerja’ di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Misalnya, setidaknya ada 4 SKPD dilibatkan dalam pengerjaan Agroexpo,
Dinas PU mendapat bagian membuat jalan ke lokasi yang bisa dilalui kendaraan roda empat, Dinas Perhubungan yang mengadakan penerangan jalan, dan Dinas Kominfo bertanggung jawab memasang internet, Dinas Pertanian menyiapkan dan mengolah lahan. Kerja bareng dalam mengembangkan wisata Banyuwangi itulah yang tidak dijumpai di daerah lain.
Peran masyarakat
Dalam setiap kesempatan Bupati Anas menekankan pentingnya pelibatan masyarakat dalam mengembangkan pariwisata di Banyuwangi. Menurut Anas, suatu daerah akan sukses membangun pariwisata jika masyarakatnya terlibat mengembangkannya.
Kadinas Pariwisata MY Bramuda menambahkan peranan leader dirasakan sangat strategis. “Pak Anas selalu memotivasi dan memikirkan bagaimana pemerintah daerah, bukan SKPD. Model kerja ‘kroyokan’ itu hasilnya lebih cepat, efisien,” ujarnya.
Dari predikat kota terjorok hingga mendapat penghargaan Adipura, Kalpataru, dan Adiwiyata Mandiri selama kepemimpinan Bupati Anas disebut-sebut karena menempatkan bidang pariwisata sebagai branding, atau payungnya. Pembangunan Banyuwangi yang tidak meninggalkan kearifan lokal seperti inilah semakin diperhitungkan dalam percaturan pariwisata nasional dan dunia.
Penghargaan pun diraih pada 2018, Asean Tourism Standard Award dalam kategori Clean Tourist City. Kabupaten berjuluk The Sunrise of Jawa ini pada 2016 juga mendapat award dari Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-bangsa (UNWTO) sebagai kawasan dengan inovasi kebijakan pariwisata terbaik dunia.
Ke Banyuwangi Anda tidak saja disuguhi Kawah Ijen, Desa Wisata Osing sebagai desa cagar budaya masyarakat asli Banyuwangi, tetapi masih banyak lagi destinasi untuk dijelajahi. (Soelistijono/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved