Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Gunung Agung Meletus Lagi

MI
23/2/2019 09:55
Gunung Agung Meletus Lagi
(ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo)

GUNUNG Agung kembali meletus sekitar pukul 16.31 Wita, kemarin. Pos pemantau Gunung Api di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, menyebutkan tinggi kolom abu sekitar 700 meter di atas puncak atau 3.842 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 11 mm dan durasi 6 menit 20 detik. Erupsi Gunung Agung itu membuat para relawan dari Pasebaya Gunung Agung dari 28 desa yang ada di lelerng gunung bersiaga penuh. Para relawan berkoordinasi setelah menerima informasi dari pos pantau bahwa telah terjadi letusan sehingga seluruh sarana dipersiapkan dengan matang.

"Kita tetap berkoordinasi dan waspada. Skenario yang sudah disepakati tetap diberlakukan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Wayan Suara Arsana dari Relawan Pasebaya Gunung Agung. Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin mengatakan pihaknya tetap memonitor dengan pos pantau dari PVMBG. "Laporan sudah kita terima. Koordinasi harus terus berjalan. Kami minta warga agar tetap tenang, tetapi waspada. Ikutilah arahan petugas di lapangan. Jangan menyebarkan informasi yang tidak benar," ujarnya.

Hingga tadi malam status Gunung Agung tetap berada di level III atau siaga. Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan diimbau untuk tidak mendekat dan tidak melakukan aktivitas apa pun di Zona Perkiraan Bahaya, yaitu di seluruh area di radius 4 kilometer dari Kawah Puncak Gunung Agung.

Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru. Bagi masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung diimbau untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi, terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.(OL/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya