Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Warga Diminta Waspadai Aktivitas Gunung Merapi

AT/LD/HK/N-3
19/2/2019 03:00
Warga Diminta Waspadai Aktivitas Gunung Merapi
(ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yog-yakarta mencatat 79 kali gempa guguran dari pukul 00.00-18.00 WIB dari Gunung Merapi. Kendati aktvitas meningkat, status Gunung Merapi tetap dipertahankan pada level waspada.

Staf BPPTKG Yogyakarta, Noer Cholid, menyampaikan masyarakat bisa memantau kondisi terbaru Gunung Merapi melalui akun Twitter resmi BPPTKG di @BPPTKG.

“Update info bisa dipantau di Twitter. Untuk rekomendasi belum ada perubahan, tingkat aktivitas masih waspada,” pungkas dia.

BPPTKG merekomendasikan kegiatan pendakian untuk sementara tidak direkomendasikan, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi benca-na. Radius 3 km dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.

Berhubung sudah terjadi beberapa kali awan panas guguran yang jarak luncurnya semakin jauh, Noer meminta warga yang tinggal di alur Kali Gendol agar meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Merapi. “Khususnya bahaya lahar saat terjadi hujan di sekitar puncak Me-rapi,” imbau Noer.

Sementara itu, sejumlah rumah warga dari 22 rumah yang terdampak bencana tanah bergerak di Dusun Kalientok, Desa Kebutuhjurang, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Jateng, dibongkar sebab membahayakan kalau masih ditinggali.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Arif Rahman mengatakan para peng-huni dari 22 rumah yang ter-kena dampak bencana tanah bergerak tersebut diungsikan ke lokasi yang aman. “Ada 25 keluarga atau 84 jiwa yang mengungsi ke sejumlah titik. Mereka memang direkomendasikan untuk tidak tinggal di rumah yang terkena dampak tanah bergerak tersebut,” kata Arif, kemarin.

Menurutnya, gerakan tanah tersebut mulai terjadi pada Kamis (7/2). Kemudian, pada Minggu (17/2) kembali terjadi hujan yang berpotensi memperparah gerakan tanah di lokasi setempat. “Kami sudah meminta kepada masyarakat setempat untuk terus meningkatkan kewaspadaan, apalagi kalau hujan deras turun. Ada relawan dari PMI bersama personel BPBD yang juga berjaga di lokasi pengungsian­,” tandasnya.

Di Kepulauan Riau, BMKG Tanjungpinang mengimbau nelayan setempat untuk waspada karena potensi tinggi gelombang mencapai 1,5 meter hingga 3 meter selama seminggu ke depan.

Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Diana Siregar, mengatakan untuk wilayah Tanjung Balai Karimun, Batam, Lingga, Bintan, dan Tanjungpinang, tinggi gelombang berpotensi mencapai 1,5 meter, sedangkan Anambas dan Natuna berpotensi mencapai 2 meter hingga 3 meter, pada Februari ini. (AT/LD/HK/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya