Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
EMPAT kabupaten di Kalimantan Tengah terindikasi memiliki jumlah anak balita menderita stunting tertinggi. Stunting atau tinggi badan lebih rendah daripada standar usia meningkat jumlahnya sejak 2017.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah, Suyuti Syamsul, mengatakan empat kabupaten tersebut memiliki angka stunting di atas 40%.
Empat kabupaten tersebut ialah Kabupaten Gunung Mas (48,1%), Kabupaten Murung Raya (47,9%), Kabupaten Kapuas (44,1%), dan Kabupaten Barito Selatan (42,1%).
“Kenaikan angka stunting pada balita ini sudah terjadi sejak tiga tahun lalu. Dimulai pada 2015 mencapai 33% atau di atas target nasional 29,0%. Angka ini terus meningkat. Pada 2016 mencapai 34,1% atau di atas rata-rata nasional 27,5%, dan pada 2017 mencapai 39,0% atau di atas rata-rata nasional 29,6%,” terangnya, kemarin.
Sejumlah upaya dan terobosan yang dilakukan dinas kesehatan, menurut Suyuti, antara lain menghidupkan kembali posyandu, untuk mendeteksi dini seribu jari pertama kehidupan anak balita. Kemudian dilakukan promosi pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak di bawah usia 2 tahun. “Kita juga melakukan intervensi pemberian makanan tambahan apabila ditemukan ibu hamil dan anak di bawah usia 2 tahun kekurangan gizi,” tegas Suyuti.
Dari Jawa Tengah, upaya untuk menekan jumlah kasus stunting di Kabupaten Tegal, Persatuan Ahli Gizi Indonesia bersama dinas kesehatan setempat mengajak masyarakat untuk gemar mengonsumsi buah dan sayuran.
“Buah dan sayuran memiliki khasiat untuk metabolisme tubuh,” ujar Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Slamet Sukamto, saat menggelar sosialisasi sadar gizi di Alun-Alun Slawi, Minggu (17/2).
Dalam sosialisasi itu, pihaknya menggelar lomba mewarnai gambar buah dan sayuran dengan peserta siswa pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak. “Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan, hingga masa awal anak lahir. Biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun,” terangnya.
Kasus stunting juga ditemukan di Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara. Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggu mengungkapkan ada 74 anak balita yang menderita stunting dan diupayakan untuk mendapat asupan gizi lebih baik.
Kepala Dinas Kesehatan Tebing Tinggi Nanang Fitra Aulia mengatakan upaya menurunkan angka stunting pada anak dibarengi dengan upaya perbaikan pola makan, pola asuh dan sanitasi lingkungan.
Pemberian obat cacing
Pada bagian lain, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memberikan pelayanan obat cacing albendazole bagi balita usia 12 bulan sampai 23 bulan.
Kasi Pencegahan dan Pengedalian Penyakit Menular, Surveilans, dan Imunisasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Sopianto di Sungailiat, mengatakan pemberian obat cacing tersebut bisa menjadi intervensi efektif dalam mencegah stunting. “Pemberian obat cacing albendazole dipusatkan di posyandu, yang terintegrasi dengan layanan imunisasi dasar,” jelasnya.
Pemberian obat cacing pada anak tersebut sesuai yang dimaksudkan sangat penting sebab berdasarkan survei kecacingan melalui pemeriksaan tinja pada anak sekolah masih cukup tinggi, yakni 22%. (JI/Ant/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved