Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
KEKHAWATIRAN matinya usaha kecil dan menengah (UKM) setelah beroperasinya Tol Trans-Jawa tidak terbukti. Usaha batik di Pekalongan dan Batang tetap lancar meskipun Tol Merak-Surabaya telah tersambung dan beroperasi akhir tahun ini.
Para pengusaha batik Pekalongan dan Batang, Jawa Tengah, dapat berlega hati, masa liburan sekolah dan Tahun Baru telah usai bersamaan dengan beroperasinya Tol Trans-Jawa. Sebelumnya mereka khawatir usaha akan roboh seiring dengan beroperasinya tol tersebut.
Pasar Grosir Batik Setono di Kota Pekalongan pada masa arus mudik liburan sekolah tetap ramai dikunjungi para pemudik yang melintas. Kendati jumlah kendaraan yang melintas di jalur pantura berkurang 50% karena tersedot di tol yang diresmikan Presiden Jokowi pada Kamis (20/12) lalu.
Bersamaan dengan dibukanya ruas tol itu, simpang susun tol Kota Pekalongan yang berada persis di depan Pasar Grosir Batik Setono menjadi pembuka jalan tetap lancarnya perniagaan batik. Buktinya pada masa liburan kemarin, pasar batik terbesar di pantura ini dibanjiri pengunjung. Omzet para pedagang batik melonjak. “Meski ada Tol Trans-Jawa sudah dibuka, perdagangan batik tetap lancar, bahkan omzet meningkat saat liburan Natal-Tahun Baru kemarin,” kata Ketua Pedagang Grosir Setono Sony Hikmalul.
Selama musim liburan lalu, ujar Sony, terjadi lonjakan transaksi. Dalam sehari mereka dapat meraih omzet hingga Rp70 juta, sebelumnya omzet mereka Rp20 juta-Rp30 juta. Hal itu disebabkan pembukaan juga simpang susun tol sehingga para pemudik yang melintas di tol tetap dapat mampir ke pasar grosir batik untuk membeli oleh-oleh bagi keluarga di kampung.
Hal itu diakui Kiki, 45, warga Bekasi, Jawa Barat, sepulang mudik dengan keluarga dari Semarang. Meskipun melintas di Tol Trans-Jawa, dia menyempatkan diri mampir ke Setono mencari batik atau oleh-oleh khas Pekalongan lainnya. Memborong batik di Pekalongan membawa kepuasan sendiri. “Sebab dapat harga miring dengan kualitas bagus jika dibandingkan dengan membeli di luar Pekalongan,” kata Kiki.
Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz mengatakan bersamaan dengan pembangunan Tol Trans-Jawa, pengerjaan simpang susun itu merupakan komitmen untuk tetap menjaga perekonomian kota yang mengandalkan kerajinan dan seni batik tetap dapat hidup dan berkembang.
“Hasilnya saat ini terlihat. Meskipun ada Trans-Jawa, perdagangan batik di Kota Pekalongan tetap hidup dan ekonomi tetap menggeliat,” kata Saelany.
Tidak hanya itu, sesuai dengan komitmen pemerintah untuk tetap menghidupkan perekonomian kerakyatan, di ruas tol tersebut juga telah dibangun rest area yang memprioritaskan UKM. (Akhmad Safuan/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved