Polisi Tertibkan Sejumlah Pos Relawan

APARAT kepolisian Resor Pandeglang, Banten, menertibkan pos-pos relawan yang bertebaran di Kecamatan Labuan. Petugas mengkhawatir­kan banyaknya pos relawan justru aktivitas penyalur­an logistik tidak sampai kepada korban terdampak tsunami Selat Sunda.

“Relawan jangan mengeruk keuntungan. Kami ingin penya-luran logistik itu tepat sasaran,” kata Kapolres Pandeglang AKB Indra Lutrianto Amstono di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami di Labuan, Pandeglang, kemarin.

Menurut Kapolres Pandeglang, beberapa pos relawan di Kecamatan Labuan tampak mendominasi di pengungsian. Keberadaan mereka sama sekali belum didata.

“Mereka dari lembaga atau organisasi mana? Penyaluran logistik kepada korban tsunami harus tertib. Jika tidak jelas, ya kami hentikan.”

Warga yang terdampak tsunami, lanjut Indra Lutrianto, kini tinggal di pengungsian dekat kecamatan. Penertiban pos relawan untuk mencegah kejahatan dengan memanfaatkan bencana.

“Kami khawatir bantuan logistik dijual ke pasar atau pedagang, bukan diberikan kepada warga. Sejauh ini kami menemukan ada pengungsi yang belum menerima bantuan logistik,” ungkap Kapolres.
Berdasarkan pantauan, bantuan logistik dari masyarakat dan perusahaan swasta terus mengalir ke posko terpadu di kecamatan. Penyaluran logistik itu dibantu para relawan.

Kemarin, Basarnas mencatat 1.041 orang luka-luka, 431 meninggal, dan korban hilang 17 orang akibat tsunami di Perairan Selat Sunda, Sabtu (22/12) malam.

Sementaran itu, Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Anak Krakatau, Kushendratno, melaporkan aktivitas terkini Anak Krakatau masih dalam status siaga. “Masyarakat dilarang mendekati radius 5 km dari titik erupsi. Nah, 5 km itu mencakup keseluruhan Pulau Panjang, sebagian Pulau Sertung, dan bagian pesisir utara Anak Krakatau.”