Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Bau Sangreh Kopi di Lereng Gunung Arjuna

(Abdus Syukur/N-2)
07/11/2018 22:45
 Bau Sangreh Kopi di Lereng Gunung Arjuna
(MI/Abdus Syukur )

TANGAN-tangan keriput sekumpulan ibu dan nenek bergerak lincah di atas tungku penggorengan tanah liat. Mereka sedang menyangreh (goreng tanpa minyak) biji-biji kopi pilihan di sebuah kuali. Sesekali, tangan-tangan itu mengendalikan kayu bakar, agar nyala api tidak terlalu besar.

Aktivitas ibu-ibu berusia lanjut itu menarik para pengunjung yang sedang berada di Kampung Kopi, Dusun Tonggowa, Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Lokasinya berada di  lereng Gunung Arjuna.

Tak ketinggalan, Bupati Pasuruan M Irsyad Yusuf atau akrab disapa Gus Irsyad bersama para anggota Forum Komunikasi Pemimpin Daerah (Forkompimda), ikut tertarik menyaksikannya.

Bahkan Gus Irsyad bersama Dandim 0819 Pasuruan, Letkol Burhanudin langsung menghampiri dan ikut menyangreh biji-biji kopi itu bersama para ibu dan nenek.

“Berapa jam untuk menyangreh biji-biji kopi seperti ini. Dari mana mengetahui kalau biji kopinya sudah cukup matang disangreh,” tanya Gus Irsyad kepada seorang nenek bernama Khudoifah.

“Terpenting nyala apinya merata dan kualinya cukup panas. Minimal butuh waktu 30 menit untuk menyangreh. Kalau mengetahui matang atau tidaknya, itu dari warna cokelat yang merata serta semerbak harum khas biji kopi, akan terasa menyengat,” jelas Khudoifah.

Itulah gambaran aktivitas warga di Kampung Kopi di lereng Gunung Arjuna. Begitu biji kopi yang matang habis, para perempuan di kampung itu langsung menyangrehnya untuk persediaan atau dijual untuk memenuhi pesanan yang datang.

“Di kampung ini, bukan sekadar minum kopi. Kalau hanya sekadar minum kopi, bisa dilakukan di warung-warung di pinggir jalan bisa. Di kampung ini, orang yang datang akan disuguhi nikmat dan sensasi serta citarasa sejati untuk minum kopi,” kata Kepala Desa Jatiarjo, Sareh.

Menurutnya untuk menikmati secangkir kopi di kampung itu, pengunjung yang datang bisa melihat proses pembuatan kopi hingga penyajiannya.

Terlebih udara sejuk di ketinggian 750 meter di atas permukaan air laut (mdpl), membuat cita rasa kopi makin kuat. “Kami kedepankan ialah kultur menikmati kopi sekaligus edukasi tentang masalah perkopian,” imbuh Sareh.

Kedatangan Bupati Pasuruan dan jajaran Forkopimda Kabupaten Pasuruan ke Kampung Kopi di lereng Gunung Arjuna itu merupakan kegiatan dari para wartawan yang tergabung di PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Pasuruan, yang didukung Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna.

Sebanyak 150 peserta mengendari motor trail melewati jalan-jalan desa sekitar 20 km tiba di lokasi kampung kopi di Desa Jatiarjo dengan start di Desa Ngadimulyo, Kecamatan Sukorejo.

“Kami mendukung kegiatan positif seperti ini untuk mengetahui potensi yang dimiliki desa-desa di Kabupaten Pasuruan. Termasuk keberadaan kampung kopi di lereng Gunung Arjuna ini, juga akan kami dukung.  Sehingga terintegrasi dengan program Kabupaten Pasuruan. Sarana dan prasarana pendukung akan dipenuhi, sehingga bisa menjadi sentral kopi,” kata Gus Irsyad optimistis. (Abdus Syukur/N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya