Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
MONUMEN Pers Nasional di Kota Surakarta, Jawa Tengah, tidak hanya menyimpan peralat-an dan produk jurnalistik dari masa lalu hingga sekarang. Di gedung yang dahulu bernama Societeit Mangkunegaran itu juga terhimpun semangat para wartawan pendahulu, yang layak dijadikan teladan jurnalis milenial.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Rosa Niken Widyastuti melontarkan hal itu saat membuka Seminar Nasional Seabad Gedung Societeit Mangkunegaran Tonggak Perjuangan Pers Merajut Kebinekaan dan Menegakkan Pancasila di Kota Surakarta, kemarin.
Gedung itu, yang diba-ngun atas prakarsa KGPAA Sri Mangkunegoro VII pada 1918, menjadi saksi bagaimana Adam Malik, R Maladi, Abdurahman Saleh, Sarsito Mangunkusumo, Tan Malaka, Bung Tomo, dan lain-lain menyerukan perjuangan untuk merdeka dari penjajahan. Monumen yang kini berusia 100 tahun itu juga menjadi tempat lahir organisasi profesi kewartawanan pertama, yakni Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari 1946.
"Seratus tahun Monumen Pers ini merupakan momentum yang bagus untuk menyerap semangat para wartawan yang berjuang dan mengisi kemerdekaan pada masa-masa awal. Roh 100 tahun Monumen Pers harus jadi semangat wartawan sekarang," kata Rosa dalam sambutannya.
Semangat wartawan pendahulu untuk merajut persatuan dalam kebinekaan, memperjuangkan dan mempertahankan keutuhan Indonesia, itu perlu mengalir pada wartawan saat ini.
Menurutnya, ketika negara dalam dinamika yang sangat tinggi, ketika setiap detik informasi masuk ke gawai, pada saat itulah wartawan harus memainkan perannya. Senetral-netralnya wartawan, lanjut Rosa, pewarta tetap harus berpihak kepada kebenaran dan kesatuan negara.
Hal itu dilakukan dengan selalu melakukan cek dan cek ulang fakta. Apalagi saat ini sedang marak penyebaran hoaks, konten radikalisme, ujaran kebencian, dan intoleransi.
"Peran wartawan sangat penting untuk menyatukan polarisasi masyarakat. Hoaks sangat berbahaya karena dapat memicu kemarahan dan kebencian sehingga tidak ada kerukunan," ujar Rosa menutup pidatonya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved