Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
GUBERNUR Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menargetkan daerahnya untuk dapat menjadi pusat pertanian, tanaman pangan, dan hortikultura.
"Kita harus mulai dengan terobosan yang tentunya melalui sebuah riset sehingga nanti Sulsel tidak hanya menjadi sentra beras dan jagung, tapi juga buah-buahan. Semua ada di Sulsel, semua harus ditata," kata Nurdin pada acara Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Tingkat Nasional VI Tahun 2018 di Kabupaten Maros.
Dikatakannya, Sulsel juga memiliki lahan pertanian yang luas. Upaya berikutnya adalah menyiapkan bibit dan benih dengan kualitas unggul serta produksi pupuk. "Sulsel ke depan harus juga punya pabrik pupuk," tegas Nurdin.
Untuk merealisasikan semuanya, tambah dia, diperlukan sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia). Karena itu, Pemprov Sulsel akan menjembatani pembangunan sekolah pertanian untuk bisa melakukan riset dan menghasilkan benih serta varietas baru.
Menurut dia, benih adalah salah satu pemicu peningkatan produktivitas. Dikatakannya, saat menjadi Bupati Bantaeng pada periode pertama, pihaknya mengaku fokus pada pencanangan kabupaten yang dipimpinnya dengan pengadaan benih berbasis teknologi.
"Ke depan, Sulsel juga harus membuat road map sebagai sumber benih sehingga petani tidak akan lagi mengeluh kekurangan benih," pungkas Nurdin.
Fokus sektor pertanian
Guru Besar Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Rahim Darma menilai sektor pertanian memang merupakan titik tumpu pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. "Sejak revolusi hijau dilaksanakan di Indonesia, fokus pembangunan Sulsel tetap pada sektor pertanian," ungkapnya.
Menurutnya, hasil pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pertanian menempatkan pertumbuhan ekonomi Sulsel terbaik di Indonesia.
Berdasar laporan Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Sulsel pada 2017 sebesar 7,23 %. Ini tidak terlepas dari pembangunan yang difokuskan pada sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.
Bahkan, produksi pertanian, khususnya padi sebagai komoditas strategis tetap tumbuh dari 4,67% pada 2016 menjadi 5,05% pada 2017.
Pertumbuhan tersebut diperoleh dari peningkatan produksi 5.471.807 ton gabah kering giling (GKG) pada 2015 menjadi 5.727.081 ton GKG pada 2016, seta 6.016.015 ton GKG pada 2017.
Kondisi spesifik di Sulsel untuk pengembangan tanaman pangan ialah adanya tanam dan panen sepanjang tahun. Sulsel juga menjadi provinsi yang memiliki ketahanan pangan yang baik karena ketersediaan bahan pangan sepanjang tahun.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan, Fitriani, mengatakan pada kegiatan tahunan ini Sulsel dipercaya sebagai tuan rumah.
Kegiatan yang diikuti 2.000 peserta dari seluruh Indonesia tersebut mengangkat tema "melalui gebyar perbenihan, kita lestarikan plasma nutfah dan mendukung kemandirian industri benih nasional".
Sebanyak 105 varietas dihadirkan dan dipamerkan di 100 stan. Adapun kegiatan yang ada ialah displai varietas benih unggul nasional dan unggul lokal pada 5 hektare lahan tanam. Varietas tersebut berupa padi, kedelai, jagung, dan lainnya.
" Sulsel ingin menjadi daerah mandiri benih," tandasnya. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved